Catat! Mendagri Sebut Ukuran Pilkada Sukses, Tidak Ada Politik Uang


[tajukindonesia.net]         -        Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengakui, ada sentimen agama jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 15 Februari 2017 mendatang.

   
Tapi, Tjahjo tetap optimistis, kondisi saat ini tetap terkendali dan tidak akan sampai mem­perkeruh suasana saat pemun­gutan suara. "Kepolisian siap, ada deteksi dini dari polisi, BIN, ga’ ada masalah," ujar Tjahjo usai acara Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 di Hotel Discovery Jalan Lodan Timur No 7 Taman Impian Jaya Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, kemarin.
Bekas Sekjen PDI Perjuangan ini menambahkan, penyelenggaraan pilkada ser­entak yang berlangsung di 101 daerah dikatakan sukses diukur dengan meningkatnya partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilih. "Saya kira ukuran pilkada sukses itu tidak ada politik uang, ne­tralitas PNS, dan calon kepala daerah menjual program den­gan baik," tukas Tjahjo.

Sementara, hasil pemetaan Mabes Polri mengungkapkan, DKI Jakarta sebagai daerah rawan. "Memang ada (rawan), seperti Papua Barat, Aceh, dan DKI kita anggap rawan. Maluku dan beberapa kabu­paten lainnya," jelas Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto, kemarin.

Kerawanan wilayah pilkada bisa dilihat dari sejarah wilayah itu. Apakah pernah mengalami kerawanan atau tidak. Selain itu, dukungan untuk para calon serta militansi pendukung bisa menjadi nilai kerawanan wilayah pemilih.

"Ada juga daerah yang masih tak begitu terima Pancasila se­bagai dasar negara yang utuh. Itu indikasi yang kita anggap rawan. Paling tidak pernah adanya sengketa di wilayah itu," beber mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.

Kelak, kata jenderal bintang satu itu, jenis kerawanan bakal dibagi tiga jenjang. Yakni aman, rawan 1, dan rawan 2.

Polri pun telah menyiap­kan 70 ribu personel, dengan 4.100 di antara adalah Brimob. "Brimob khusus ditempat­kan di wilayah rawan. Bila ada kerawanan baru muncul, bila di Jakarta dianggap paling rawan. Tetangga Jakarta bisa membantu," jelasnya.

Sementara itu, status siaga satu bisa saja diberlakukan. Tidak hanya untuk Jakarta, tapi daerah lain. Tergantung dari eskalasi kerawanan masing-masing daerah. "Tapi terkait pelaksanaan, beberapa keja­dian di daerah ada tapi kita bisa tangani dengan baik. Tidak ada yang menonjol, semua bisa ditangani dengan baik," tandasnya.  [rmol]











Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :