Balas Jubir Demokrat: Cuitan SBY Jangan Dipolitisasi
[tajukindonesia.net] Partai Demokrat membantah bahwa cuitan Presiden keenam
RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah
upaya untuk mengalihkan atau memutarbalikan fakta atas kasus dugaan korupsi
dana bansos Pemprov DKI Jakara 2014 dan 2015 yang menyeret nama Sylviana Murni.
Sylvi adalah cawagub nomor urut 1 yang mendampingi
cagub yang juga putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilkada
Jakarta 2017.
Sylvi sendiri pada Jumat (20/1), memenuhi
panggilan Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Mabes Polri untuk diminta
keterangannya sebagai saksi soal kasus tersebut.
"Nggak, nggak ada itu (mengalihkan kasus
Sylvi). Kalau lihat ini, ini sudah lama, tapi makin menjadi-jadi
(hoaxnya)," ujar Jurubicara Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsudin
seperti dilansir dari RMOL Jakarta, Minggu (22/1).
Menurutnya, cuitan SBY tersebut merupakan puncak
kegelisahan atas maraknya berita bohong dan ujaran kebencian saat ini.
"Sebelumnya sudah terjadi hal seperti ini.
Ujaran kebencian, kebohongan, Pak SBY yang negarawan, mengingatkan hal ini,
salah nggak? Enggak salah," ungkap Didi.
SBY sebagai mantan presiden yang memimpin bangsa
selama 10 tahun menurut Didi, berhak mengingatkan pemerintah dan masyarakat
untuk menjaga keutuhan bangsa, sehingga cuitan tersebut bukanlah bentuk
politisasi dari SBY.
"Saya pikir negara yang punya kekuasaan,
menangani hal ini. Pak SBY mengingatkan itu, untuk menjaga keutuhan
bangsa," lanjutnya.
"Jangan dipolitisasi, niat baik, maksud baik
menjaga persatuan, jangan dipelintir. Kita tidak ingin bangsa ini pecah,"
tukas Didi, wakil sekjen Demokrat.
Seperti diketahui, Jumat (20), SBY di media sosial
twitternya mengetwit kekhawatirannya akan negeri ini yang semakin banyak fitnah
dan hoax. "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah dan
penyebar 'hoax' berkuasa dan merajalela. Kapan rakyat dan yang lemah
menang?" cuitnya. [rm]