ACTA: Fifi Jangan Kayak Ahok, Minta Maaf Tapi Kembali Bikin Panas
[tajukindonesia.net] - Advokasi Cinta Tanah Air (ACTA) mendatangi Polda Metro Jaya terkait rencana untuk melaporkan adik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Fifi Lety Indra yang dinilai telah menyinggung umat Islam. Setelah Fifi minta maaf, ACTA mempertimbangkan apakah akan meneruskan rencana tersebut atau tidak .
"Kami dengar Mrs FF (Fifi) sudah meminta maaf . Kami akan mempertimbangkan permintaan maaf tersebut jika memang benar dia slip of tongue karena pernyataan tersebut spontan dan lisan," kata pembina ACTA Habiburokhman kepada detikcom, Kamis (12/1/2017).
Habiburrokhman mengingatkan Fifi agar tidak mengulangi kesalahannya. "Tapi jangan sampai seperti Ahok, sudah minta maaf tapi kembali menyampaikan ujaran yang membuat telinga panas."
Habiburrokhman mengatakan ia mendatangi Polda Metro Jaya untuk berkonsultasi dengan pihak sentra pelayanan kepolisian. ACTA masih membutuhkan rekaman dari video tvOne sebagai barang bukti untuk melaporkan Fifi.
"Kami sedang diskusi soal akan melaporkan atau tidak. Kami masih memerlukan bukti rekaman video asli dari TV One . Sampai saat ini kami baru memiliki bukti dari YouTube yang sudah berputar-putar di media sosial," kata Habiburrokhman.
"Kami tidak ingin justru orang yang mengunggah ke YouTube yang dipersoalkan karena concern kami adalah soal redaksi pembicaraan oleh yang bersangkutan," tambahnya. [dtk]
Habiburrokhman mengingatkan Fifi agar tidak mengulangi kesalahannya. "Tapi jangan sampai seperti Ahok, sudah minta maaf tapi kembali menyampaikan ujaran yang membuat telinga panas."
Habiburrokhman mengatakan ia mendatangi Polda Metro Jaya untuk berkonsultasi dengan pihak sentra pelayanan kepolisian. ACTA masih membutuhkan rekaman dari video tvOne sebagai barang bukti untuk melaporkan Fifi.
"Kami sedang diskusi soal akan melaporkan atau tidak. Kami masih memerlukan bukti rekaman video asli dari TV One . Sampai saat ini kami baru memiliki bukti dari YouTube yang sudah berputar-putar di media sosial," kata Habiburrokhman.
"Kami tidak ingin justru orang yang mengunggah ke YouTube yang dipersoalkan karena concern kami adalah soal redaksi pembicaraan oleh yang bersangkutan," tambahnya. [dtk]