Ibu Ani Mengakatakan Bahwa Tudingan Agus Jadi Korban Ego Keluarga Sangat Menyakitkan !
[tajukindonesia.com] - Dua hari setelah membuat keputusan penting terkait pemilihan gubernur DKI, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dan ibu Ani Yudhoyono, pergi ke Jawa Tengah menggunakan kereta api, Sabtu (24/9).
Dalam perjalanan liburan itu, Ani menjawab tudingan bahwa ia memaksa Agus terjun ke dunia politik dan mengorbankan karier militernya.
"Pertanyaan mengapa Agus berhenti/pensiun dini dari dinas militer, hanya Agus yang paling tepat untuk menjawabnya," tulis Ani Yudhoyono di akun Instagram-nya.
"Tuduhan kalau (Agus) dipaksa oleh orang tua, sangat menyakitkan," ungkap Ani. "Saya kira, tak satupun orang tua yang ingin mengorbankan anaknya. Pak SBY dan saya tak pernah menekan Agus dan Ibas sejak dulu."
Keputusan dan pilihan Agus sepenuhnya diambil oleh Agus dengan segala risiko dan konsekuensinya," tulis Ani.
"Pak SBY dan saya selalu mendukung cita-cita, niat baik dan tulus anak-anak yang kami tahu untuk kepentingan rakyat"
"Terima kasih atas pengertiannya. Cinta kami untuk rakyat Jakarta dan Indonesia," tutup Ani.
Sebelum menuliskan kalimat itu, Ani mengunggah foto dirinya bersama SBY di dalam kereta api. Keduanya duduk bersisian sedangkan beberapa kerabat berdiri di belakang mereka. Foto itu disertai tulisan, "Perjalanan dengan Kereta Api yang sangat menyenangkan menuju Jawa Tengah."
Foto dan tulisan itu menunai komentar. Namun, di antara komentar, terselip pertanyaan mengapa SBY dan Ani Yudhoyono memaksa Agus terjun ke dunia politik dan mengakhiri karier militernya.
"Ibu sebenarnya saya kecewa, Mas Agus jadi korban ego pak SBY dan elite politik lainnya," tulis salah satu pengikut Instagram Ani Yudhoyono.
"Keputusan anak yang saking sayangnya sama orangtua... Sedih bu, sedih luar biasa. Yakin, pak Agus masih menangis dalam hati sampai detik ini...," tulis @grasiaratih.
Komentar-komentar itulah yang membuat Ani Yudhoyono menulis klarifikasi bahwa ia dan SBY tidak memaksa Agus untuk maju sebagai calon gubernur DKI dan meninggalkan militer. [tribun]