Utang Pemerintah Hampir Rp 4.000 Triliun di Akhir 2017
Utang Pemerintah Hampir Rp 4.000 Triliun di Akhir 2017
[tajukindonesia.id] - Direktorat Jenderal Pengelolaan pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, jumlah utang pemerintah pusat hingga akhir 2017 mendekati Rp 4.000 triliun atau mencapai Rp 3.938 triliun atau 29,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Afirman saat Konferensi Pers soal APBN Kita di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2018).
"Di akhir 2017 total stok utang pemerintah pusat saat ini Rp 3.938 triliun atau 29,2% dari PDB," kata Luky.
Total utang pemerintah pusat yang mencapai Rp 3.938 triliun ini naik Rp 472 triliun jika dihitung dari posisi akhir 2016 yang sebesar Rp 3.466 triliun.
Adapun, jumlah dari total utang pemerintah tersebut terdiri atas instrumen pinjaman sebesar Rp 744 triliun atau 18,9% dari total outstanding, dan SBN sebesar Rp 3.194,7 triliun atau 81,1% dari total.
Dari instrumen pinjaman, untuk pinjaman luar negeri Rp 738,4 triliun atau 18,7%. Komposisi pinjaman luar negeri berdasarkan pemberi pinjaman terbagi dalam pinjaman bilateral Rp 313,7 triliun atau 8,0%, multilateral sebesar Rp 381,2 triliun atau 9,7%, komersil sebesar Rp 42,6 triliun atau 1,1%, pinjaman kredit ekspor (suppliers) Rp 1,0 triliun. Untuk pinjaman dalam negeri Rp 5,5 triliun.
Sedangkan dari SBN, porsi SBN berdenominasi valas lebih kecil dibandingkan SBN rupiah, masing-masing 21,7% atau Rp 853,6 triliun dan 59,4% atau sebesar Rp 2.341,1 triliun.
Selain itu, Luky juga menyebutkan posisi defisit anggaran Rp 332 triliun atau 2,46%, dengan catatan pemerintah terakhir menerbitkan SBN pada November 2017.
"Untuk itu kami punya cara kerja ada komite ALM di situ diputuskan berapa outlook dari defisit kita, pada saat itu kita menggunakan 2,67% lebih kecil dari 2,92%, maka bisa dilihat meskipun sebesar Rp 397 triliun tapi SBN kita mencapai Rp 368 triliun," kata Luky. [detik]