Djarot Berkaca-kaca, PPP Belum Dukung
[tajukindonesia.id] - Raut wajah memerah, mata berkaca-kaca. Begitu penampilan Djarot Saiful Hidayat saat keluar dari Kantor DPP PPP di Menteng, Jakarta, Senin malam (8/1).
Djarot hadir di markas PPP bersama calon pendampingnya di Pilkada Sumatera Utara, Sihar Sitorus Pane. Duet Djarot-Sihar yang digadang-gadang PDIP terancam tidak bisa ikut kontestasi karena banteng gemuk tidak bisa mengusung pasangan calon sendiri. Sejauh ini, harapan tambahan tiket pencalonan hanya ada di PPP.
Djarot-Sihar bersama elit PPP menggelar rapat tertutup. Yang dibahas penentuan dukungan PPP. Sepertinya, ketidaknyamanan Djarot tersebut akibat pertemuan berakhir tanpa keputusan.
Ditanya PPP jadi memberikan dukungan, Djarot tidak mengiyakan.
"Enggak, biar nanti urusan DPP saja," ujar Djarot sambil berlalu menghindari wartawan.
Djarot malah memberi sinyal bahwa kedatangannya hanya sebatas silaturahmi dan sedikit membicarakan hal-hal strategis di Sumut.
"Sudah silahturahmi ya, saya tadi juga tadi bisa beribadat, solat berjamaat di sana. Sedangkan proses administratif kita serahkan kepada DPP partai," jelasnya.
Disinggung soal kabar PPP mengajukan nama Fadly Nurzal yang juga Waketum DPP PPP sebagai wakil, Djarot enggan menjawab.
"Itu, sudahlah," jawabnya dengan suara tertahan emosi.[obi]
Djarot-Sihar bersama elit PPP menggelar rapat tertutup. Yang dibahas penentuan dukungan PPP. Sepertinya, ketidaknyamanan Djarot tersebut akibat pertemuan berakhir tanpa keputusan.
Ditanya PPP jadi memberikan dukungan, Djarot tidak mengiyakan.
"Enggak, biar nanti urusan DPP saja," ujar Djarot sambil berlalu menghindari wartawan.
Djarot malah memberi sinyal bahwa kedatangannya hanya sebatas silaturahmi dan sedikit membicarakan hal-hal strategis di Sumut.
"Sudah silahturahmi ya, saya tadi juga tadi bisa beribadat, solat berjamaat di sana. Sedangkan proses administratif kita serahkan kepada DPP partai," jelasnya.
Disinggung soal kabar PPP mengajukan nama Fadly Nurzal yang juga Waketum DPP PPP sebagai wakil, Djarot enggan menjawab.
"Itu, sudahlah," jawabnya dengan suara tertahan emosi.[obi]
