PHRI Samarinda Sepakat Tolak Pesta LGBT


[tajukindonesia.id]         -          Pengurus Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim dan PHRI Samarinda akhirnya menggelar pertemuan, guna membahas isu adanya rencana kelompok Lesbian Gay Biseksual dan Transeksual (LGBT) yang akan menggelar pesta perayaan tahun baru di salah satu hotel di Samarinda.

Dalam rapat yang juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda Muhamad Faisal selaku perwakilan Pemkot Samarinda, Wakil Ketua PHRI Kaltim Abdul Rasyid dengan tegas mengatakan, bahwa PHRI menolak masuk ke hotel manapun di Kaltim atau di Samarinda.

"Kami amat memperhatikan kenyamanan, dan keselamatan tamu. Yang paling penting, adalah manajemen akan menjaga nama baik dan kehormatan hotel," ujarnya ditemui usai mengikuti rapat di Samarinda Rabu (27/12) sore.

Sampai saat ini, ia mengatakan belum ada laporan resmi yang disampaikan mengetakan adanya kegiatan kelompok LGBT baik di Samarinda maupun Kaltim secara lebih luas, khususnya kegiatan yang menggunakan fasilitas hotel. "Kami para pelaku usaha ini, sangat memikirkan resikonya apabila menerima tamu semacam itu. Jadi walaupun secara profit baik, tapi hotel pasti menolak," paparnya.
Sementara itu, Sekjen Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI Samarinda Fikri Idrus mengatakan, pihaknya menanggapi secara serius mengenai isu yang berkembang. Karena ia khawatir, hal tersebut akan berdampak buruk pada bisnis perhotel khususnya di Samarinda. "Kami sudah sampaikan kepada kawan yang lain. Kami sampaikan kepada ketua (PHRI). Untuk dibuat semacam surat edaran larangan. Untuk kegiatan LGBT di hotel di Samarinda.

"Kami masih konsep dan akan segera akan diedarkan pemberitahuan larangan kepada anggota," tukasnya.

Sementara bagi anggota yang kedapatan masih menampung, atau memberikan fasilitas untuk kegiatan kelompok LGBT, Fikri mengaku PHRI akan memberikan teguran keras. Bahkan siap melakukan tindakan hukum, apabila terbukti melanggar.

"Kami akan tuntut, tapi kalau soal pencabutan keanggotaan, kami lihat dulu bagaimana permasalahannya," ungkapnya.

Senada, Ketua Indonesian General Manager Hotel Asosiation (IGHMA) Samarinda Wied Paramartha memastikan bahwa ia bersama anggotanya bersepakat, untuk tidak memberikan fasilitas apapun kepada kelompok LGBT untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat menyimpang. Apalagi jika dilakukan secara berkelompok dan terfokus.

"Kami pastikan tidak akan pernah memberikan fasilitas maupun dukungan apapun terhadap kegiatan yag dilakukan LGBT. Tapi kalau yang sifatnya sporadis, terpisah-pisah tentu kami tidak bisa detsksi semua. Tapi kami akan ketatkan prosedur chek in, untuk memastikan tidak ada yang menyusup," urainya.

Tidak dapat dipungkiri, kata dia momen perayaan tahun baru biasa digunakan oleh masyarakat, untuk menghabiskan waktu, hingga berpesta sampai pada didalam kamar hotel. Wied sapaan akrabnya mengaku, kerap menemukan hal tersebut. namun selama masih dalam tarap wajar, hal itu bisa dimaklumi.

"Tapi kalau ada keributan, dan melanggar kebijakan manajemen, pihak hotel berhak mengusir," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Samarinda Muhamad Faisal memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha baik PHRI maupun IGHMA yang menindak lanjuti isu LGBT tersebut secara cepat. "Kami (pemkot Samarinda) harga mati tidak merekomendasi kegiatan semacam itu. Tidak hanya di hotel, tapi juga aula, atau dimanapun. Saya akan laporkan kepada Pak Walikota mengenai hal ini," tandasnya.[akurat]



Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :