Pengamat: Nasib Jokowi Mungkin Sama dengan Ahok
[tajukindonesia.id] - Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, alumni 212 akan menjadi poros kekuatan baru untuk menantang petahana presiden Jokowi di Pilpres 2019.
“Kita tidak bisa memungkiri polaritas yang terbentuk setelah kejadian 212 dan reuni 212,” kata Pangi, Minggu (24/12).
Ia mengatakan petahana seperti Jokowi kemungkinan bisa kalah di Pilpres 2019 jika tidak pandai mengelola isu. Ia kemudian merujuk pada Pilkada DKI Jakarta lalu yang diprediksi akan sama persis dengan Pilpres 2019.
“Jokowi bisa saja kalah sebagai petahana seperi halnya mantan gubernur DKI Jakarta Ahok. Kalau Ahok tidak membuka kotak pandora Al-Maidah, mungkin tidur saja dia terpilih,” kata Pangi.
Pangi mengingatkan Jokowi tidak cukup dengan hanya membangun infrastruktur jika ingin terpilih kembali di Pilpres mendatang. “Jokowi tidak bisa hanya membangun infrastruktur saja jika ingin dua periode,” ujar Pangi.
Isu-isu kebangsaan dan kenegaraan akan bergeser menjadi isu-isu umat dalam Pilpres 2019. Isu-isu umat, kata Pangi, akan menyerang Jokowi yang selama ini dianggap sebagai tokoh nasionalis-sekuler, dinilai lawan politiknya memiliki jarak dengan agama dalam kehidupan berbangsa.
“Belakangan Jokowi kerap merangkul ulama dan datang ke pengajian. Namun, kesan Jokowi yang dianggap jauh dari agama itu belum akan hilang,” kata Pangi.
Untuk menggaet suara dari kalangan religius, cawapres yang digandeng Jokowi sangat menentukan. Dia memprediksi Jokowi akan memilih calon wakil presiden dari luar Jawa dan memiliki ceruk pemilih berbeda. “Kalau Jokowi nasionalis-sekuler, wakilnya harus nasionalis-religius,” ujar dia.
Pangi kemudian memprediksi akan ada tiga poros dalam Pilpres 2019, yakni Jokowi, Prabowo, dan poros baru yang mungkin dibentuk partai selain pendukung Jokowi atau Prabowo. “Dan dua poros selain Jokowi bisa mengambil hati alumni 212 untuk memilih, Jokowi harus semakin jeli,” kata Pangi.
Selain itu, hasil survei juga belum menyatakan Jokowi dalam posisi aman. Berdasarkan hasil survei PolMark Indonesia yang dirilis 18 Desember 2017, Jokowi memiliki tingkat elektabilitas 41 persen, sedangkan Prabowo 15,9 persen. Angka undecided voters atau responden yang belum menentukan pilihan 35,7 persen.
Menurut Pangi, hasil survei tersebut belum menunjukkan posisi aman untuk Jokowi dalam pilpres 2019. Undecided voters 35,7 persen, kata dia, berpeluang bisa direbut Prabowo jika tidak berhasil diambil hatinya oleh Jokowi. “Jika ingin memenangi pilpres, Jokowi harus bekerja lebih keras dan lebih peka melihat serta memanajemen isu. Selain itu, harus lebih merangkul ulama dan tokoh-tokoh agama,” tuturnya. [ptc]