[Video] Ekspresi Ngotot Jokowi: “Isu Serbuan TKA China Tak Masuk Akal !” (Tapi Masuk Koran Pak?)


[tajuk-indonesia.com]       -       Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat nyatakan isu serbuan pekerja China ke Indonesia tak masuk logika.‎ Salah satu alasan yang membuat isu tersebut tak bisa diterima logika karena gaji di China lebih besar jika dibanding dengan gaji di Indonesia. (Video di akhir artikel)

Joko‎wi mengatakan, memang ada beberapa tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Namun status para pekerja tersebut hanya sementara saja di Indonesia. Para pekerja asing tersebut ke Indonesia untuk transfer ilmu (knowledge transfer).
“Tenaga kerja asing hanya di awal, yang dibutuhkan memang di awal. Mereka membantu mempersiapkan, menyetel, di situ ada transfer ilmu, transfer pengetahuan. Setelah itu mereka pulang, tenaga kerja asing itu pulang lagi. Memang mereka juga senang kok kerja di negaranya sendiri, jangan dipikir kerja di sini mereka senang, tidak lebih baik di negara mereka sendiri, dekat dengan keluarga gajinya lebih besar dari negata kita. Logika itu sering tidak masuk, misalnya tenaga kerja dari Tiongkok di sini itu UMP Rp 2 juta, di sana Rp 5 juta lebih. Masa mereka senang kerja di sini. Logikanya tidak masuk mereka ada di sini, tapi awal sebuah proyek karena banyak hal yang belum kita tau teknologinya.” jelas Jokowi saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Lahendong Unit 5 dan 6, di Topaso Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (27/12/2016).

Jokowi tetap tak mau menanggapi pemberitaan di berbagai media yang mengungkap kenyataan adanya serbuan Tenaga Kerja dari China.

Seperti yang dilansir Jawapos.com yang juga dimuat di koran dengan Judul: ““Buruh Angkat Campuran Semen pun Impor dari Tiongkok”” (2/1/2017)

Atau berita lain yang juga dimuat di Jawapos.com, dan dimuat juga di koran dengan Judul: “Desa di Sulawesi Mendadak jadi Kampung Orang Tiongkok” (2/1/2017)

Dan banyak berita lain serupa, namun hingga kini Jokowi bergeming dengan keyakinannya, bahwa TKA China hanya tenaga kerja ahli, itupun jumlahnya tidak banyak (menurut Jokowi).[gm]








Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :