Partai Komunis Paksa China Kristen Ganti Foto Yesus dengan Foto Presiden
[tajuk-indonesia.com] - Dilansir dari tribunnews.com dan tempo.co, Ribuan umat Kristen di sebuah kawasan pedesaan miskin di wilayah tenggara China diminta mengganti gambar Yesus di kediaman mereka dengan foto Presiden Xi Jinping.
Langkah ini merupakan bagian dari program pengentasan kemiskinan sekaligus mencoba mengubah kepercayaan terhadap agama menjadi kepercayaan terhadap partai.
Sebagai ganti foto Yesus, pemerintah meminta warganya untuk memajang foto Presiden Xi Jinping, sebuah praktik kultus individu seperti di masa pemerintahan Mao Zedong.
Sebuah akun media sosial setempat mengabarkan, pada akhir pekan lalu para kader partai mengunjungi warga miskin pemeluk Kristen di kota Huangjinbu.
Dan lebih dari 600 warga secara sukarela maupun terpaksa menyingkirkan kitab suci dan foto-foro keagamaan di kediaman mereka dan menggantinya dengan foto Presiden Xi Jinping.
Kabar dari medsos itu hilang pada Senin (13/11/2017), tetapi harian South China Morning Post mendapatkan konfirmasi dari warga yang membenarkan adanya kunjungan dari rumah ke rumah itu.
Seorang penduduk perkampungan lain di Yugan yang bermarga Liu, mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir banyak penduduk desa telah diberitahu untuk memindahkan artefak religius dari rumah mereka. Beberapa warga melakukannya secara terpaksa.
“Beberapa keluarga memasang kutipan ayat suci Injil di pintu depan rumah mereka, beberapa juga menggantung lukisan salib. Tapi semuanya telah diturunkan, “katanya.
Sedangkan menurut Qi Yan, ketua kongres rakyat dan penanggung jawab program pengentasan kemiskinan kota Huangjinbu mengatakan, kampanye ini sudah dilakukan sejak Maret lalu.
Dia mengatakan, program tersebut fokus dalam mengajarkan keluarga-keluarga Kristen tentang banyaknya upaya yang sudah dilakukan partai untuk mengurangi kemiskinan dan keprihatinan Presiden Xi terhadap kualitas hidup rakyatnya.
“Banyak keluarga miskin yang terjerumus ke dalam kemiskinan misalnya karena masalah sakit. Mereka yakin Yesus akan menyembuhkan penyakit mereka,” kata Qi.
“Namun kami berusaha untuk menjelaskan sakit adalah masalah fisik dan yang bisa membantu mereka adalah Partai Komunis dan Sekjen Xi,” ujar Qi Yan.
Namun, Qi menepis dugaan yang menyebut warga diiming-imingi uang untuk mengganti pernak pernik keagamaan yang ada di kediaman mereka.
“Kami hanya meminta agar poster-poster di bagian tengah rumah diturunkan. Mereka masih bisa memasangnya di ruangan lain,” ujar Qi.
“Mereka masih memiliki kebebasan memeluk agama, tetapi di dalam pikiran mereka juga harus memercayai partai,” Qi menegaskan.
Di bawah kepimpinan Xi Jinping, partai tersebut telah memperketat cengkeramannya terhadap kebebasan beragama di seluruh negeri, mulai dari menghapus salib di gereja-gereja Kristen di Cina timur, menekan praktik-praktik Islam di daerah Uygur di Xinjiang atas nama terorisme dan separatisme. Di Jiangxi, selain pengangkatan poster agama dari rumah-rumah penduduk, beberapa salib telah dihapus dari gereja-gereja sejak musim panas. [rpc]
“Beberapa keluarga memasang kutipan ayat suci Injil di pintu depan rumah mereka, beberapa juga menggantung lukisan salib. Tapi semuanya telah diturunkan, “katanya.
Sedangkan menurut Qi Yan, ketua kongres rakyat dan penanggung jawab program pengentasan kemiskinan kota Huangjinbu mengatakan, kampanye ini sudah dilakukan sejak Maret lalu.
Dia mengatakan, program tersebut fokus dalam mengajarkan keluarga-keluarga Kristen tentang banyaknya upaya yang sudah dilakukan partai untuk mengurangi kemiskinan dan keprihatinan Presiden Xi terhadap kualitas hidup rakyatnya.
“Banyak keluarga miskin yang terjerumus ke dalam kemiskinan misalnya karena masalah sakit. Mereka yakin Yesus akan menyembuhkan penyakit mereka,” kata Qi.
“Namun kami berusaha untuk menjelaskan sakit adalah masalah fisik dan yang bisa membantu mereka adalah Partai Komunis dan Sekjen Xi,” ujar Qi Yan.
Namun, Qi menepis dugaan yang menyebut warga diiming-imingi uang untuk mengganti pernak pernik keagamaan yang ada di kediaman mereka.
“Kami hanya meminta agar poster-poster di bagian tengah rumah diturunkan. Mereka masih bisa memasangnya di ruangan lain,” ujar Qi.
“Mereka masih memiliki kebebasan memeluk agama, tetapi di dalam pikiran mereka juga harus memercayai partai,” Qi menegaskan.
Di bawah kepimpinan Xi Jinping, partai tersebut telah memperketat cengkeramannya terhadap kebebasan beragama di seluruh negeri, mulai dari menghapus salib di gereja-gereja Kristen di Cina timur, menekan praktik-praktik Islam di daerah Uygur di Xinjiang atas nama terorisme dan separatisme. Di Jiangxi, selain pengangkatan poster agama dari rumah-rumah penduduk, beberapa salib telah dihapus dari gereja-gereja sejak musim panas. [rpc]