Pemikir Islam: Nasaruddin Umar Salah Hormati Kristen, Tafsirkan Doktrin Trinitas Terhadap Sila Pancasila


[tajuk-indonesia.com]           -            Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar telah salah membela doktrin Trinitas agama Kristen dengan mengatakan tidak masalah dengan Sila Pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Penegasan itu disampaikan pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada intelijen (10/10). "Sebagai tokoh agama Islam, tidak perlu memberikan tafsir agama lain terhadap sila Pancasila. Itu urusan Kristen. Ini sebuah kesalahan Nasaruddin Umar," tegas Ibnu Masduki.
Menurut Ibnu Masduki, pernyataan Nasaruddin itu secara tidak langsung mengakui doktrin Trinitas. "Ini masalah aqidah bahwa Tuhan itu Esa dan sudah sangat jelas dalam Al Quran dan tidak perlu banyak penafsiran," ungkap Ibnu Masduki.

Apalagi, kata Ibnu Masduki, Nasaruddin Umar menyamakan Asmaul Husna (Nama-nama Baik) milik Allah dengan konsep Trinitas. "Asmaul Husna itu hanya nama, bukan wujudnya Tuhan. Dari konsep ini, Nasaruddin Umar mengaburkan konsep Tuhan yang Maha Esa," papar Ibnu Masduki.

Ibnu Masduki menegaskan, cara Nasaruddin salah dalam menghormati agama Kristen. "Konsep akidah tidak bisa ditukar, tetapi hubungan dengan agama lain harus dijaga saling menghormati dan kerjasama," pungkas Ibnu Masduki.

Seperti dirilis eramuslim (08/10) dalam tulisan bertajuk “Imam Besar Istiqlal: Trinitas Tidak Berbenturan Dengan Ketuhanan Yang Maha Esa (!?)”, Nasaruddin menyatakan, doktrin trinitas atau Tritunggal dalam agama Kristen sama sekali tidak berbenturan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Doktrin Trinitas menggambarkan Satu Tuhan dalam tiga pribadi (one God in three Divine Personsthree), yaitu Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Tiga konsubstansi tersebut dapat dibedakan, namun tetap merupakan satu substansi. Doktrin Trinitas tidak secara eksplisit dalam Kitab Suci tetapi Kitab Suci memberikan kesaksian tentang kegiatan suatu pribadi yang hanya dapat dipahami dari segi Trinitaris. Tidak heran jika doktrin ini memiliki bentuk pembenarannya lebih luas pada akhir abad ke-4,” tulis Nasaruddin.  [ito]














Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :