PDIP Yakin Betul Ekonomi Indonesia Masih Baik


[tajuk-indonesia.com]         -        Anggota Komisi XI DPR, Maruarar Sirait memastikan, tutupnya beberapa ritel dalam beberapa bulan terakhir tak membuktikan bahwa perekonomian Indonesia sedang melemah. Penutupan itu lebih karena ritel-ritel tersebut tak mampu mengikuti perkembangan zaman.

"Ritel tutup itu bukan hanya di kita, di China juga banyak yang tutup. Sebab, sekarang ini ada perubahan zaman, dari offline menjadi online,” jelas politisi muda PDIP ini, Kamis (12/10).

Ara, sapaan Maruarar, yakin betul bahwa perekonomian saat ini baik-baik saja. Dia kemudian membeberkan beberapa indikator yang menunjukkan perekonomian yang baik.

"Lihat saja, PPN (pajak pertambahan nilai) naik. PPN itu tidak akan meningkat kalau tidak ada transaksi. Jasa sewa gudang juga meningkat. Kemudian, jasa kurir juga meningkat,” ucapnya.
Menurut Ara, pemerintahan Jokowi-JK juga terus berusaha mengurangi kesenjangan yang terjadi di masyarakat. Ada empat hal yang sudah dilakukan Jokowi untuk mengurangi kesenjangan itu. Empat hal tersebut adalah pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP), pembagian Kartu Indonesia Sehat (KIS), penyaluran dana desa, dan pendistribusian sertifikat tanah.

Dalam catatan Ara, dalam tiga tahun memerintah, Jokowi sudah mendistribusikan 19 juta lebih KIP, yang membuat anak-anak tidak mampu tetap bisa bersekolah. Kemudian, mendistribusikan 90 juta lebih KIS yang membuat semua lapisan masyarakat gampang mengakses fasilitas kesehatan.

"Pemerintah juga telah menyalurkan anggaran desa Rp 60 triliun lebih per tahun. Dengan dana itu, desa di mana-mana hidup. Kemudian, mendistribusikan sertifikat tanah di mana-mana. Saya pernah mengikuti di beberapa tempat, saya lihat betapa masyarakat bahagia menerima itu,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ara juga memberikan pembelaan kepada pemerintahan Jokowi-JK atas semakin besarnya utang luar negeri. Kata dia, meski jumlahnya sudah di atas Rp 4.000 triliun, rasio utang luar negeri Indonesia masih relatif aman, yaitu di bawah 2,9 persen dari produk domestik bruto (PDB). Rasio itu juga jauh lebih kecil dibanding negara-negara lain.

Dia pun memastikan, utang itu penting dan sangat bermanfaat bagi pembangunan. "Ini memang pilihan. Membangun infrastruktur itu enggak boleh setengah-setengah. Kalau jalan dibangun sepetong, kan enggak nyambung,” ucapnya.

Ara yakin, dengan gaya Jokowi, perekonomian akan lebih baik dan demokrasi yang akan berkembang. "Pak Jokowi itu caranya santun, tenang, tapi ekonomi jalan. Dalam istilah Sunda itu disebut (metode) caina herang laukna beunang. Jadi, bagaimana kita mengambil ikan di kolam tetapi airnya tetap jernih,” tandasnya.   [rmol]















Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :