Jokowi Tidak Perlu Takut Berhenti Jadi Presiden
[tajuk-indonesia.com] - Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng menilai pernyataan Presiden Joko Widodo soal penurunan daya beli masyarakat hanya isu yang sengaja dihembuskan oleh lawan politik jelang Pilpres 2019, adalah sebagai keresahan.
"Jokowi takut dijegal menuju 2019. Pertanyaan saya, mengapa Jokowi berambisi jadi presiden lagi tahun 2019 mendatang, ada apa?" kata Salamuddin saat dihubungi redaksi, Sabtu (7/10).
Dia mengaku hingga saat ini masih bertanya-tanya apa sesungguhnya yang ingin diraih Jokowi jika dia memang ingin menjadi presiden untuk periode kedua 2019-2024.
"Kalau hanya takut tidak menjadi presiden lagi pertanyaanya apa yang ditakutkan? Kalau Jokowi takut berhenti jadi presiden, berarti Jokowi tidak berfikir normal. Dalam sistem kita sekarang jabatan presiden pasti berakhir. Bisa 2018 nanti, bisa 2019, bisa Juga 2024. Hanya soal waktu. Jadi Jokowi tidak usah takut," jelasnya.
Yang perlu dipikirkan Jokowi menurut Salamuddin adalah bagaimana mengemban amanah Pancasila, Pembukaan UUD 1945 secara baik. Amanah itu adalah bagaimana dia menyediakan ruang hidup bagi manusia Indonesia agar bisa menjadi manusia seutuhnya, lahir batin.
Tidak hanya itu, menurut Salamuddin, Jokowi juga harus memikirkan janji-janjinya saat kampanye Pilpres tahun 2014 lalu.
"Janji itu utang. Kalau dia belum bisa merealisasikan janjinya seperti menuntaskan Trisakti dan itu menjadi dasar ketakutannya, maka saya kira itu terhormat. Oleh karena itu maka Jokowi harus menjelaskan kepada publik mengapa dia harus berkuasa dua periode," imbuhnya.
"Lagi pula menurut ajaran agama manusia itu harus pandai bersyukur. Jadi presiden setengah periode harus disyukuri, menjadi presiden satu periode juga harus disyukuri. Kalau bersyukur pasti rejekinya tambah banyak Pak Jokowi," pungkas Salamuddin menambahkan. [rmol]
Yang perlu dipikirkan Jokowi menurut Salamuddin adalah bagaimana mengemban amanah Pancasila, Pembukaan UUD 1945 secara baik. Amanah itu adalah bagaimana dia menyediakan ruang hidup bagi manusia Indonesia agar bisa menjadi manusia seutuhnya, lahir batin.
Tidak hanya itu, menurut Salamuddin, Jokowi juga harus memikirkan janji-janjinya saat kampanye Pilpres tahun 2014 lalu.
"Janji itu utang. Kalau dia belum bisa merealisasikan janjinya seperti menuntaskan Trisakti dan itu menjadi dasar ketakutannya, maka saya kira itu terhormat. Oleh karena itu maka Jokowi harus menjelaskan kepada publik mengapa dia harus berkuasa dua periode," imbuhnya.
"Lagi pula menurut ajaran agama manusia itu harus pandai bersyukur. Jadi presiden setengah periode harus disyukuri, menjadi presiden satu periode juga harus disyukuri. Kalau bersyukur pasti rejekinya tambah banyak Pak Jokowi," pungkas Salamuddin menambahkan. [rmol]