Nah Lho... Beredar Surat Golkar Dukung RK, Ini Tanggapan Dedi Mulyadi
[tajuk-indonesia.com] - Beredarnya draft Surat Keputusan DPP Golkar yang isinya menyebutkan perintah dari DPP Golkar ke DPD Golkar Jawa Barat untuk mengusung Ridwan dan Daniel Mutaqien sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat menyentak publik, Jumat (22/9) pagi.
Surat itu ditandatangani oleh Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham. Namun di surat itu hanya tercantum “September 2017” tidak disebutkan tanggalnya.
Menanggapi hal itu, Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi membenarkannya. Menurut dia, surat itu baru draf dan belum diberi stempel.
“Betul itu (surat) dari DPP (Golkar) dan keburu ada yang membocorkan,” kata Dedi, Jumat (22/9).
Meski begitu, Dedi mempertanyakan keabsahannya. Bahkan, dia mempertanyakan apakah benar surat itu ditandatangani Setyo Novanto dan Idrus Marham.
“Setahu saya ketua umum Pak Setya Novanto lagi sakit jantung, dirawat di rumah sakit. Masa iya sih orang yang dirawat baru operasi jantung masih sempat-sempatnya tanda tangan dan membahas pencalonan gubernur Jawa Barat dan wakil gubernur Jawa Barat, persoalan yang menyangkut hidup 46 juta penduduk Jawa Barat dan kelangsungan Partai Golkar Jawa Barat,” kata Dedi seperti dikutip abadikini.
Menurut bakal calon gubernur Jawa Barat yang sebelumnya digadang-gadang akan diusung Golkar itu mengatakan, adanya sejumlah rapat pembahasan pencalonan yang tertera dalam surat itu diklaim tidak benar dan tidak pernah terjadi.
Dalam surat itu, disebutkan keputusan pemasangan Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien berdasarkan hasil rapat pada 15 Juni 2016 tentang penetapan pasangan calon gubernur, bupati dan wali kota. Kemudian 1 Juli 2017, 1 Agustus 2017 dan 4 September 2017 tentang proses Pilkada Provinsi dan Kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
“Yang ada hanya rapat pada 1 Agustus 2017 dan itu keputusan penetapan saya sebagai calon gubernur atau wakil gubernur Jawa Barat,” ungkap Bupati Purwakarta itu. [swc]
Meski begitu, Dedi mempertanyakan keabsahannya. Bahkan, dia mempertanyakan apakah benar surat itu ditandatangani Setyo Novanto dan Idrus Marham.
“Setahu saya ketua umum Pak Setya Novanto lagi sakit jantung, dirawat di rumah sakit. Masa iya sih orang yang dirawat baru operasi jantung masih sempat-sempatnya tanda tangan dan membahas pencalonan gubernur Jawa Barat dan wakil gubernur Jawa Barat, persoalan yang menyangkut hidup 46 juta penduduk Jawa Barat dan kelangsungan Partai Golkar Jawa Barat,” kata Dedi seperti dikutip abadikini.
Menurut bakal calon gubernur Jawa Barat yang sebelumnya digadang-gadang akan diusung Golkar itu mengatakan, adanya sejumlah rapat pembahasan pencalonan yang tertera dalam surat itu diklaim tidak benar dan tidak pernah terjadi.
Dalam surat itu, disebutkan keputusan pemasangan Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien berdasarkan hasil rapat pada 15 Juni 2016 tentang penetapan pasangan calon gubernur, bupati dan wali kota. Kemudian 1 Juli 2017, 1 Agustus 2017 dan 4 September 2017 tentang proses Pilkada Provinsi dan Kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
“Yang ada hanya rapat pada 1 Agustus 2017 dan itu keputusan penetapan saya sebagai calon gubernur atau wakil gubernur Jawa Barat,” ungkap Bupati Purwakarta itu. [swc]