Dahulu, SBY Minta Kekerasan Atas Rohingya Dihentikan; Sekarang, Pemerintah Malah Kecam Militan Rohingya
[tajuk-indonesia.com] - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan dihentikannya kekerasan atas etnis Muslim Rohinya di Myanmar. Jika tidak segera dihentikan, konflik akan menyebar hingga ke kawasan Asia.
Diberitakan Reuters, imbauan disampaikan SBY dalam pertemuan dengan Presiden Myanmar Thein Sein pada kunjungan Selasa dan Rabu ini. Berbicara pada sebuah wawancara di Singapura, negara pertama tur tiga negara Presiden RI, SBY akan mendesak pemerintah Myanmar segera mengatasi kekerasan yang menimpa etnis Rohingya.
“Jika tidak diatasi dengan cara yang terbaik, dampaknya tidak baik bagi Myanmar dan bahkan bagi Indonesia yang mayoritas Muslim,” kata SBY di forum Thomson Reuters Newsmaker di Singapura, Selasa kemarin.
Konflik terakhir yang melibatkan Muslim Rohingya dan warga Myanmar terjadi di Mikhtila, menewaskan 43 orang, kebanyakan Muslim. Sebelumnya tahun lalu, 110 orang tewas dalam bentrok di Rakhine. Sebanyak 120.000 warga kehilangan tempat tinggal, hingga banyak orang Rohingya yang pilih mengungsi.
“Saya mendesak Myanmar untuk mengatasinya dengan bijak, tepat dan mencegah ketegangan dan kekerasan. Kami di Indonesia siap mendukung mereka mencapai target ini,” kata SBY lagi.
http://m.viva.co.id/berita/dunia/407748-di-myanmar-sby-minta-kekerasan-atas-rohingya-dihentikan
NAH!!! INI CONTOH KEPALA NEGARA YANG BERFUNGSI, JELAS SIKAPNYA
Coba bandingkan dengan pernyataan Pemerintah RI yang dipimpin Presiden Jokowi sekarang terkait Tragedi Rohingya.
Apa pernyataannya?
29/8/2017
Indonesia Kecam Serangan Militan Rohingya di Myanmar
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI mengecam serangan militan minoritas Muslim Rohingya terhadap sejumlah pos polisi, pekan lalu, yang berujung pada bentrokan baru di Rakhine, Myanmar.
“Indonesia mengecam serangan kelompok bersenjata kepada pos polisi dan fasilitas penampungan pengungsi di Maungtaw Rakhine State pada 25 Agustus 2017 yang telah mengharuskan ratusan mengungsi dan menyebabkan putaran kekerasan baru,” bunyi pernyataan Kemlu RI yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (29/8).
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20170829094344-106-238007/indonesia-kecam-serangan-militan-rohingya-di-myanmar/
Rohingya malah yang dikecam. Kalau gerilyawan melawan, itu karena sudah sedemikian luar biasanya pembantaian yang diderita muslim Rohingya, maka tak ada pilihan kecuali melawan atau pasrah dibantai. Tapi perlawanan ini yang malah dikecam. Gak bisa membedakan mana SEBAB mana AKIBAT.
Ini sama saja menyalahkan PEJUANG PALESTINA saat melawan Israel. Pejuang dituding teroris, biang kerok, sumber permasalahan. [pii]
http://m.viva.co.id/berita/dunia/407748-di-myanmar-sby-minta-kekerasan-atas-rohingya-dihentikan
NAH!!! INI CONTOH KEPALA NEGARA YANG BERFUNGSI, JELAS SIKAPNYA
Coba bandingkan dengan pernyataan Pemerintah RI yang dipimpin Presiden Jokowi sekarang terkait Tragedi Rohingya.
Apa pernyataannya?
29/8/2017
Indonesia Kecam Serangan Militan Rohingya di Myanmar
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI mengecam serangan militan minoritas Muslim Rohingya terhadap sejumlah pos polisi, pekan lalu, yang berujung pada bentrokan baru di Rakhine, Myanmar.
“Indonesia mengecam serangan kelompok bersenjata kepada pos polisi dan fasilitas penampungan pengungsi di Maungtaw Rakhine State pada 25 Agustus 2017 yang telah mengharuskan ratusan mengungsi dan menyebabkan putaran kekerasan baru,” bunyi pernyataan Kemlu RI yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (29/8).
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20170829094344-106-238007/indonesia-kecam-serangan-militan-rohingya-di-myanmar/
Rohingya malah yang dikecam. Kalau gerilyawan melawan, itu karena sudah sedemikian luar biasanya pembantaian yang diderita muslim Rohingya, maka tak ada pilihan kecuali melawan atau pasrah dibantai. Tapi perlawanan ini yang malah dikecam. Gak bisa membedakan mana SEBAB mana AKIBAT.
Ini sama saja menyalahkan PEJUANG PALESTINA saat melawan Israel. Pejuang dituding teroris, biang kerok, sumber permasalahan. [pii]