Adinda Saraswati Akbar Menulis Unggahan Untuk Cari Aung San Suu Kyi
[tajuk-indonesia.com] - Adinda Saraswati Akbar kembali mengunggah tulisan keprihatinannya tentang warga Rohingya, Myanmar.
Uggahan Adinda kali ini berisi suasana hatinya yang ingin mencari tau keberadaan Aung San Suu Kyi.
Tertulis judul “Ms. Aung San Suu Kyi, di mana Anda?” pada unggahan Rabu (12/9/2017) di laman Facebooknya.
Begini isi tulisan siswa kelas 9 ini:
Ms. Aung San Suu Kyi, dimana anda?
‘Bagi mereka kami binatang’
‘Tidakkah ada negara yang mau memberikan kami tempat untuk hidup?’
Mereka yang tertindas, terusir, terluka, menangis, terbunuh, terpisah dgn keluarga dan orang-orang dicintainya, mereka yang teraniaya, dan lalu dicap sebagai masyarakat paling tersiksa didunia oleh PBB.
Tulisan ini saya tulis dengan penuh pikiran yang saya pikir tidak masuk akal tapi kenyataan. Sampai detik ini, warga muslim Rohingya kelaparan dan menangis sambil menantikan bantuan internasional yang bisa saja berlangsung untuk beberapa hari. Saya tidak bisa berhenti memikirkan trauma yang mereka alami karena kekerasan fisik dan psikis dari tentara Myanmar dan saya heran apa yang sedang dilakukan Nobel Peace Prize, Aung San Suu Kyi yang sekarang pastinya sudah mendengar penyiksaan warga muslim Rohingya, bangsanya sendiri.
Saat ini setidaknya sudah ada 300.000 pengungsi Rohingya membanjiri perbatasan Myanmar- Bangladesh, dan 357,000 lainnya sudah berada disana lebih dahulu. Setiap kali mereka memejamkan mata, saya yakin mereka berpikir untuk menjawab pertanyaan ‘sekarang dimana rumah saya?’. I think they never see the world the same way as we are.
Pada 31 Agustus, sedikitnya 400 orang warga muslim Rohingya ditembak mati tentara Myanmar. Seminggu kemudian, Aung San Suu Kyi klaim melindungi seluruh warga negaranya, namun banyak desa Rohingya dibakar tentara negaranya sendiri sehingga mereka terpaksa harus mengungsi. Apa yang di maksud Suu kyi dengan ‘melindungi seluruh warga negaranya?’.
Apa yang dikatakan Sarah Huckabee Sanders benar adanya bahwa “Peristiwa yang mengakibatkan penelantaran besar-besaran serta telah memakan korban ini, termasuk sejumlah besar komunitas etnis Rohingya dan minoritas lainnya menunjukkan bahwa pasukan keamanan Myanmar tidak melindungi warga sipil.”
Sebagai pelajar berkewarganegaraan Indonesia yang beragama Islam, saya yakin warga Muslim Rohingya punya hak kemanusiaan mereka masing-masing karena mereka adalah manusia. Mereka tidak patut untuk dibunuh dan dimusuhi oleh negara mereka sendiri karena sudah ratusan tahun mereka sudah tinggal di provinsi Rakhine, Myanmar. Tidak ada agama yang mengajari kaumnya untuk saling membenci. Tidak ada manusia yang lahir didunia ini diajari untuk membenci seseorang karena warna kulitnya atau agama yang ia peluk. Tetapi jika orang itu bisa belajar untuk membenci maka dia juga bisa mencintai dan peduli karena mencintai dan saling peduli datang secara lebih alami daripada membenci.
Aung San Suu Kyi sudah mendapat banyak penghargaan didalam hidupnya. Dia sudah membuat banyak perdamaian dan menyelamatkan ratusan ribu jiwa. Tetapi mengapa tidak warga muslim Rohingya, bangsanya sendiri?
Pesan saya jika tulisan ini sampai ke Myanmar adalah, Aung Sang Suu Kyi harus bertindak secepatnya mencari solusi dan membantu warga muslim Rohingya ini. Mereka sekarat dan perlu bantuan dan sangat membutuhkan belas kasihan dari negara mereka sendiri. Pemerintah Indonesia dan Bangladesh sudah mengirim bantuan. Warga Indonesia yang beragama Buddha pun ikut membantu. Saya harap kali ini Suu Kyi akan menebus kesalahannya yang dia lakukan 5 tahun lalu ketika 100.000 warga Rohingya terusir dari kampung mereka dan dia tidak mengambil tindakan apa-apa. Aung Sang Suu Kyi harus menjadi pemimpin yang memang pantas mendapat semua penghargaan yang ia dapat dan menjadi bangga atas itu seumur hidupnya. Ia harus menjadi pemimpin yang baik untuk semua warganya, termasuk warga muslim Rohingya.
Alangkah indahnya jika tokoh nasional Myanmar Aung San Suu Kyi mengambil tindakan yang akan menghentikan pembantaian yang sedang dialami warga muslim Rohingya. Ini akan mengubah hidup dari ratusan ribu orang menjadi lebih baik. Tidakkah sangat indah melihat anak-anak bisa bermain didesa mereka lagi? Tidakkah sangat indah melihat warga muslim Rohingya tersenyum kembali setelah puluhan tahun diusir dan disiksa?
Betapa menyedihkannya jika suatu hari nanti dunia hanya bisa mengingat kekerasan dan kepedihan yang dialami warga muslim Rohingya ketika mereka semua sudah tidak ada lagi didunia ini.
(Bambu apus, Jakarta, 12 Sept 2017)
Adinda Saraswati Akbar merupakan siswa kelas 9 pada sekolah Internasional di Jakarta, ACS Jakarta.
Ia merupakan anak dari Politisi Akbar Faisal yang berasal dari Makkasar, Sulawesi Selatan.[gm]