Rizal Ramli : Ada yang Mengkambinghitamkan Korupsi Penyebab Rakyat Tak Sejahtera


[tajuk-indonesia.com]       -       Ada masalah yang membuat tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Asia, seperti China, Singapura dan Malaysia.

40 tahun lalu, kata ekonom senior Rizal Ramli, pendapatan per kapita Indonesia 100 USD, sementara China hanya sekitar 50 USD.

"40 tahun kemudian, mereka yang waktu itu miskin sama kita, menjadi negara maju. Singapura juga negara maju, Malaysia tingkat kesejahteraan rakyatnya 3 kali di atas kita," kata dia saat berbicara di Kuliah Umum dalam rangka Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2017, Sabtu (19/8).

Nah, khusus untuk China, saat ini menjadi negara yang ekonomi, militer dan pengarungnya paling kuat kedua di dunia.

"Tentu timbul pertanyaan. Kok bisa? negara lain bisa lebih maju, rakyatnya sejahtera, kenapa kita tidak, apa yang terjadi?" tanya Rizal Ramli.

Dia menjelaskan, ada pihak-pihak yang menyederhanakan masalah dengan mengkambinghitamkan bahwa korupsi adalah penyebab masyarakat Indonesia masih belum sejahtera.

"Betul korupsi itu merusak, mengurangi pertumbuhan ekonomi. Tapi itu hanya setengah dari kebenaran. Karena yang lain juga korupsi, China korupsi, Malaysia juga korupsi. Jadi ya itu tidak menjelaskan kenapa kita tidak jadi negara raksasa di Asia," terang Rizal Ramli.

Kedua, lanjut Rizal Ramli, yang sangat penting adalah kualitas manusia. "Itu yang membedakan, sarjana di Indonesia banyak, ratusan ribu, tapi attitudenya bukan intelektual, keinginan tahu, kemampuan berinovasi masih sangat terbatas," jejelanya.

"Dan saya percaya teman-teman ITB disini, tadi ada yang 14 tahun, itu akan jadi manusia Indonesia baru yang lebih kreatif yang lebih inovatif," tandasnya. 

Rizal Ramli pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada Agustus 2015 hingga Juli 2016. Sebelumnya, Rizal juga pernah menduduki jabatan menteri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan pada masa presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur).

Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat tanggal 10 Desember 1953 ini mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung pada bidang Fisika sampai memperoleh gelar Doktor Ekonomi di Universitas Boston Amerika Serikat. [rmol]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Subscribe to receive free email updates: