NasDem prediksi duet Ridwan Kamil dan Bima Arya sulit terealisasi


[tajuk-indonesia.com]       -       Usul partai Amanat Nasional (APN) menduetkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan Wali Kota Bogor Bima Arya untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018 diperkirakan sulit terealisasi. Sebab, Partai NasDem selaku pengusung Wali Kota Bandung hanya memiliki 5 kursi. Begitu juga dengan PAN yang menjagokan Bima Arya hanya memiliki 4 kursi.

Dengan perhitungan itu, masih dibutuhkan kekuatan politik dari partai lainnya untuk mengejar target 20 kursi. Syarat ini mutlak dipenuhi untuk bisa mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur Jabar.

‎”Bergabung itu bukan seperti itu. Tidak ada masalah kalau mau gabung, asal bukan itu patokannya (syarat Bima Arya sebagai pendamping Ridwan Kamil),” kata Ketua DPW NasDem Saan Mustopa di Bandung, Kamis (24/8).

Partai politik lain yang juga ingin mengusung Ridwan Kamil diharapkan tidak membawa kepentingan pragmatis sesaat. Sebab, NasDem dan Ridwan Kamil sepakat menghindari koalisi yang didasarkan pada kepentingan sesaat. Selain untuk membangun soliditas pemerintahan saat kelak terpilih, pihaknya bersama Ridwan Kamil pun menginginkan ajang Pilgub Jabar menjadi momentum pendidikan politik bagi masyarakat.
“Kita coba bangun bangunan koalisi berdasarkan idealisme dan cita-cita politik demi kepentingan masyarakat, bukan kepentingan sesaat yang sifatnya pragmatis dan transaksional. Kami pun ingin menghindari ‘bagi-bagi kue’ kekuasaan dan berharap peradaban politik di negeri kita bisa maju dan itu harus dimulai dari elit partainya,” terangnya.

Saan berharap, partai lain yang hendak bergabung dan mengusung Ridwan kamil memiliki pemikiran yang sama dengan NasDem. Menjagokan Ridwan Kamil karena penilaian sebagai sosok yang mampu membawa perubahan lebih baik bagi Jabar.

“Kita harus meyakini sosok Kang Emil ini sosok yang layak kita dorong karena dia punya kemampuan untuk membawa kebaikan bagi Jabar,” katanya.

NasDem meyakini, keinginan Ridwan Kamil bersanding dengan Bima Arya pun sebatas pilihan bukan patokan. Soalnya, dalam menentukan sosok pendamping, banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Selain kecocokan personal, kapabilitas, hingga elektabilitas, ada faktor lain seperti representasi partai, representasi masyarakat, termasuk representasi geografis Jabar.

“Saya yakin Kang Emil tidak mematok karena saya melihat kang emil tidak seperti itu. Bahwa Kang Emil menyatakan, mungkin Bima Arya hanyalah salah satu dari list (daftar calon pendamping),” tandasnya.‎

Dia menambahkan, NasDem sudah kian dekat dengan PPP dan PKB. Jika dua partai itu bergabung, NasDem yakin bisa mengusung pasangan calon. PPP memiliki 9 kursi. Sedangkan PKB memiliki 7 kursi.

“Artinya memang secara hitung-hitungan tiga partai ini bisa ‎mengusung,” jelasnya.[gm]














Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :