Dulu Lagaknya TOLAK HUTANG, Sekarang Jokowi Malah Dapat Gelar PAHLAWAN HUTANG Terbesar Indonesia
[tajuk-indonesia.com] - Sebelum menjadi Presiden, Jokowi sempat berjanji tidak akan berhutang dalam memimpin negara Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo menyatakan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) secara tegas akan menolak penambahan utang luar negeri baru apabila terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) di periode 2014-2019. Hal ini tertuang dalam visi misi Jokowi-JK.
Menurutnya, Jokowi-JK mempunyai visi misi untuk menjalankan sejumlah program di bidang ekonomi dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Program tersebut, berharap dapat direalisasikan secepatnya jika resmi memimpin negara ini.
“Kita mau mandiri, sehingga segala bentuk proses pembangunan pendidikan, infrastruktur harus menggunakan dana sendiri. Menolak bentuk utang baru supaya bisa mengurangi beban utang setiap tahun,” jelasnya saat ditemui di Gedung DPR, Selasa (3/6/2014), demikian dilansir Liputan6.
Tapi yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Jokowi yang dulu lagaknya tidak mau hutang, kini malah mendapat gelar sebagai Pahlawan Hutang Terbesar Indonesia. WOW!
Presiden Jokowi dinilai layak untuk mendapat gelar sebagai pahlawan Utang terbesar Indonesia. Sebab, utang luar negeri Indonesia sampai akhir Mei 2017 mencapai Rp 3.672,33 triliun.
Gelar tersebut diberikan oleh mantan Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua. Menurutnya, Presiden Jokowi pantas diberi gelar pahlawan utang terbesar Indonesia.
“Pak Jokowi luar biasa prestasi utangnya. Dapat dikatakan beliau adalah pahlawan penghutang terbesar Indonesia,” kata Abdullah, seperti dikutip Jurnas.com, Selasa (22/8/2017).
Kata Abdullah, utang Indonesia naik Rp 1.067,4 triliun jika dibandingkan sejak awal pemerintahan Presiden Jokowi pada 2014 senilai Rp 2.604,93 triliun. Menurutnya, bunga utang Indonesia selama dipimpin Presiden Jokowi mencapai Rp 100 triliun.
Atas dasar itu, Ia menyampaikan keprihatinan dengan kondisi perekonomian nasional saat ini. Mengingat, tambahan utang luar negeri Indonesia pada masa rezim Pemerintahan Jokowi-JK ini semakin parah. “Setiap tahun ada tambahan hutang Indonesia kepada luar negeri,” tegasnya.
Diketahui, sejak pemerintahan Presiden Jokowi, utang Indonesia semakin membengkak. Hal ini akan berdampak pada beban keuangan negara yang semakin berat.
Tercatat pada bulan Juli 2017 yang baru lalu saja, sesuai data dari Kemenkeu, utang Indonesia bertambah Rp 73 Triliun. Itu dalam satu bulan.[gm]