Utang Terus Bertambah, JK: Masih Kecil Dan Lebih Konservatif Dibanding Banyak Negara


[tajuk-indonesia.com]           -           Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) mengakui jika angka utang luar negeri Indonesia yang terus semakin bertambah tidak perlu dikhawatirkan.

Pasalnya menurut JK rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih kecil dibandingkan dengan negara lain. Rasio utang Amerika Serikat (AS) kata JK misalnya mencapai 100 persen dari PDB negeri Paman Sam itu. 

Sementara Jepang bahkan mencapai hampir 200 persen dari PDB dan Cina bahkan melebihi 250 persen dari PDB.

"Kita menjaganya tidak boleh lebih dari 3 persen (dari PDB), jadi kita lebih konservatif dibanding banyak negara," kata JK kepada wartawan dikantornya, Jakarta Pusat, Selasa (4/7).
JK pun berdalih jika utang luar negeri yang terus bertambah itu digunakan untuk pembangunan dan juga dipakai untuk membayar utang sebelumnya.

"Tentu sebagian besar dipakai untuk pembangunan tapi karena defisit primernya, kita juga harus membayar utang yang sebelumnya sehingga tambahan itu lebih besar daripada yang dikurangin," kata JK.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), jumlah utang pemrintah di akhir 2014 mencapai Rp 2.604,93 triliun. Kemudian data hingga akhir Mei 2017 menunjukkan jumlah total utang luar negeri Indonesia mencapai Rp 3.672,33 triliun. 

Itu artinya, jumlah utang luar negeri Indonesia meningkat hingga Rp 1.067,4 triliun sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2014 hingga Mei 2017. Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, beberapa utang jatuh tempo dalam periode dua tahun ke depan, yani 2018 dan 2019. Dalam rincian DJPPR, pada 2018 utang jatuh tempo mencapai Rp 390 triliun dan pada tahun 2019 sekitar Rp 420 triliun.[pm]









Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :