ICW Suruh Prof. Romli Berbesar Hati dan Ketik Dua Kata Ini Di Google


[tajuk-indonesia.com]           -           Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo mengklarifikasi tuduhan Pakar Hukum Tata Negara, Profesor Romli Atmasasmita soal adanya dana hibah dari Revenue Watch Institute (RWI)-Migas.

Menurut dia, pernyataan yang menyebutkan bahwa ICW tidak berani masuk ke ranah migas gara-gara RWI-Migas tidak benar.

"Istilah RWI-Migas sekali lagi adalah istilah dalam laporan keuangan ICW yang telah diaudit dan telah dipublikasikan. Romli mengutip itu dan menyimpulkan bahwa ICW tidak berani masuk ke sektor migas karena telah menerima dana dari RWI-Migas. Mungkin dalam benak Romli, yang dimaksud RWI-Migas itu BP Migas ya," terang dia dalam surat elektronik yang diterima redaksi, Senin (3/7).
RWI adalah lembaga donor internasional yang memfokuskan pada advokasi keterbukaan kontrak sektor migas. Websitenya bisa ditengok di www.revenuewatch.org. 

Adnan menegaskan, mandat dari program yang diterima oleh ICW sangat jelas, yakni bagaimana supaya sektor migas, terutama kontrak-kotraknya di Indonesia lebih transparan. 

"Inisiatif EITI yang menjadi tonggak dari berdirinya Publish What You Pay (PWYP) Indonesia salah satunya didukung oleh RWI. Jadi kalau Romli mengatakan ICW mendapatkan dana dari RWI-Migas dan karenanya tidak bersuara pada sektor migas adalah keliru besar. Salah kaprah," tekan dia. 

Selain ikut mendorong lahirnya PWYP sebagai organisasi yang mendorong agenda reformasi sektor migas, lanjut Adnan, ICW juga telah banyak mengkritisi kebijakan migas di Indonesia. 

"Jika Romli cukup berbesar hati untuk mengunjungi google dan ketik dua kata: ICW migas, maka akan banyak sekali informasi terkait dengan advokasi ICW di sektor itu. Belum lagi ketika bicara timah, tambang, dan sektor kehutanan," tandasnya.[pm]











Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :