Demokrat Minta Jokowi Tidak Alergi dengan Kritik SBY


[tajuk-indonesia.com]          -          Partai Demokrat menyindir sikap Presiden Joko Widodo yang mereka anggap tidak suka dikritik. Demokrat menganggap Jokowi tak suka alias alergi saat dikritik oleh Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau populer dengan sapaan SBY.

Menurut Wasekjen Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin, SBY sudah dua kali memimpin Indonesia dan punya segudang pengalaman. Oleh karenanya, alangkah baiknya jika Jokowi mau menerima kritik dan masukan dari SBY.

"Presiden Jokowi sekali lagi hendaknya tidak antikritik. Bagaimanapun, jangan anggap semua kehidupan masyarakat sudah berjalan baik-baik saja tanpa perlu dikoreksi sedikitpun. Ingat, daya beli masyarakat, pengangguran, kemiskinan, dan berbagai problem bangsa masih terus terjadi," ujar Didi dalam keterangannya, Sabtu (29/7/2017). 

Didi menganggap ada masyarakat yang setuju bila pemerintahan Jokowi disebut sebagai pemerintahan yang absolut dan otoriter. Didi memberi contoh kebijakan Jokowi yang menurutnya bersifat otoriter.

"Pemerintah mengajukan UU Penyelenggaran Pemilu yang tidak demokratis sejak awal, memaksakan adanya Presidential Threshold 20 persen padahal ini Pemilu serentak untuk pertama kalinya pada tahun 2019. Belum lagi adanya unjuk rasa yang sedikit-sedikit ditangkap, ada pihak yang dikriminalisasi," sebut Didi.

"Ormas dibatasi, dibubarkan dengan Perppu tanpa persidangan. Kritik di medsos ditangkapi dengan UU ITE dan banyak yang meyakini media telah dibuat jinak," sambungnya merinci kebijakan Jokowi yang dianggapnya otoritarian.
Selain itu, Didi menganggap Jokowi tak mengamalkan nilai Pancasila dengan baik. Dia memberi contoh bagaimana Jokowi tak bisa mengatur parpol pendukungnya yang terus menjalankan Pansus Hak Angket terhadap KPK.

"Penguasa yang Pancasilais hemat saya manakala peduli dan menaruh perhatian penuh pada persoalan-persoalan besar yang menyakiti hati rakyat. Contoh, pemerintah tidak bisa membiarkan partai-partai pendukungnya, membiarkan partai-partai tersebut di DPR menyerang habis KPK, dengan tujuan KPK menjadi lemah. Tidak sesuai dengan janji awal Presiden Jokowi yang justru ingin memperkuat KPK, bahkan menambah jumlah penyidik secara signifikan," sindir Didi.

Kritik dari SBY kepada Jokowi di Cikeas kemarin dianggap Didi sebagai suatu hal yang wajar. Sebagai partai tengah, Didi mengatakan sudah menjadi kewajiban Demokrat untuk mengontrol jalannya pemerintahan agar sesuai dengan koridor yang ada. Dia juga menyebut tak selamanya Demokrat terus mengkritik Jokowi. 

"Jangan lupa, sejak awal kami selalu mendukung hal-hal baik dan program-program yang baik yang telah dijalankan Presiden Jokowi selama ini. Tetapi, atas nama konstitusi dan amanat rakyat, partai kami dan partai manapun sangat berhak memberi koreksi, masukan dan kritik. Sekali lagi, Pak Presiden jangan pernah padamkan semangat reformasi yang telah dibangun dengan susah payah," papar Didi. 

Terakhir, Didi meminta Jokowi meniru SBY dalam memimpin Indonesai selama 10 tahun lalu. SBY, kata Didi, orang yang sangat mau menerima kritik dari rakyat.

"Sebagai pemimpin yang cinta demokrasi, SBY tidak pernah sedikitpun anti terhadap kritik, sekalipun kritik itu keras bahkan kerap berlebihan. Tidak seorang pun yang pernah dituduh makar hanya karena berbeda pendapat apalagi hanya kritik," tegas Didi.[pm]










Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :