Blak-blakan Novel Baswedan: Aktor Intelektual Teror ke Semua Penyidik KPK Sama
[tajuk-indonesia.com] - Penyidik senior KPK Novel Baswedan bukan baru sekali mengalami teror saat bekerja di lembaga antikorupsi itu. Novel menduga aktor intelektual kepada dirinya dan penyidik KPK lain sama.
"Teror ini bukan cuma terhadap diri saya, cuma yang terekspos atau diekspos, yang berhubungan diri saya saja. Sebenarnya ada juga petugas-petugas KPK lainnya, baik penyidik maupun yang petugas yang membantu tugas penyidik, dilakukan teror juga," kata Novel saat acara Blak-blakan bersama detikcom di Singapura, Minggu (31/7/2017).
Novel menyebut teror kepada penyidik KPK itu berkaitan dengan berbagai kasus. Bukan hanya satu kasus yang sama.
"Indikasi memang aktor intelektualnya sama, dan ini kemudian saya berpikir mestinya tidak boleh dibiarkan," ucap Novel.
Pembiaran terhadap teror-teror ini, menurut Novel, adalah bentuk negara yang abai. Karena itu, pemimpin negara ini harus memberi perhatian lebih dan mencegah teror kepada orang yang berjuang bagi negara.
"Sampai kapan lagi negara atau pemerintah abai dengan hal ini. Saya menggunakan kata-kata 'abai' karena ini sangat buruk sekali apabila terjadi lagi, sangat buruk sekali," tuturnya.
Teror ke penyidik KPK bukan hanya terhadap fisik, tapi juga berupa pencurian barang bukti suatu kasus. Novel menyayangkan teror itu kemudian ditangani hanya sebagai hal yang biasa.
"Saya mendapat informasi dari beberapa rekan, banyak yang terjadi, tapi saya tidak bisa menyampaikan poin per poin karena terlalu banyak saya kira," ungkap Novel.
"Saya pada posisi tidak percaya bahwa ini akan diungkap dengan serius. Oleh karena itu, saya mengharapkan dibentuk tim gabungan pencari fakta untuk mengungkap ini apabila memang dianggap serius," tuturnya.
Novel menegaskan teror semacam ini tidak boleh terus dilakukan. Jangan sampai orang yang berjuang bagi bangsa dan negara justru dikalahkan oleh teror.
"Kalau ini dibiarkan ke depan, apakah kita ingin mengharapkan orang-orang yang tadinya bisa diharapkan untuk berjuang untuk negara dan bangsa, kemudian kalah dengan ditakut-takuti dengan cara begitu. Nah ini nggak boleh terjadi," ujar Novel.
"Ini mestinya menjadi concern, menjadi perhatian, baik Bapak Presiden maupun pemimpin-pemimpin di negara kita, di Indonesia," tuturnya.[pm]