HNW: Yang Sebut Islam Anti Kebhinekaan, tak Paham Sejarah


[tajuk-indonesia.com]           -           Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menyatakan, mereka yang menyebut Islam anti kebhinekaan, patut diduga tidak memahami sejarah. Dalam sejarah Bangsa Indonesia, Islam justru sangat menghormati kebhinekaan.

Hidayat mengajak umat Islam terutama generasi muda untuk mengenal dan memahami sejarah Indonesia. Hal ini penting agar umat Islam, terutama generasi mudanya tidak merasa terasing di negerinya sendiri. Apalagi saat ini banyak wacana yang memojokkan umat Islam, terutama kaitannya dengan Pancasila, NKRI, serta kebhinnekaan.

"Fakta sejarah tak terbantahkan, kemerdekaan Indonesia yang diraih juga ada andil kalangan Islam terpelajar, terutama mereka yang terhimpun dalam panitia 9. Keterpelajaran mereka itu membuat mereka bersama-sama walaupun dari berbagai dan beragam latar belakang," kata Hidayat kepada wartawan di Jakarta, Minggu (4/6/2017).

"Ada yang lulusan dalam dan luar negeri, politik baik nasionalis non agama. Politik Islam, ada NU, Muhammadiyah, agama non Islam, mereka semua dengan intelektualismenya kemudian menghadirkan kebersamaan, tanggung jawab sejarah dengan peran serta inteletual yang agung bisa menyepakati semangat Indonesia merdeka. Kemudian mereka simpulkan dalam Piagam Jakarta dan menyepakati Pancasila sebagai dasar negara," paparnya.
Warisan para founding father dan founding mothers ini, lanjut Hidayat, sangat penting untuk dipahami, dihayati dan dilanjutkan oleh para generasi muda.

Jika dikaitkan dengan Islam dan umat Islam, maka ber-Pancasila ber-NKRI itu bagi para pendiri bangsa adalah bagian sejarah tak terbantahkan. Hadirnya Pancasila, NKRI, mengokohkan UUD, dan keberadaan bangsa dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika merupakan bagian dari realitas sejarah yang disumbangsihkan secara baik oleh tokoh-tokoh umat Islam.

“Saya ingin menegaskan bahwa sangat penting untuk rekan-rekan mahasiswa generasi muda bangsa untuk bisa memahami betul sejarah Indonesia, karena ke-Indonesiaan kita ini hadir justru disebabkan kalangan yang terpelajar dan terdidik. Sekaligus mereka bisa menghadirkan dari keterpelajaran itu tanggung jawab sejarah, sosial, jawab kemasyarakatan dan tanggung jawab kenegaraan. Mereka tidak mengedepankan ego kelompok atau golongan. Mereka menghadirkan sebuah kesepakatan untuk membentuk masyarakat yang majemuk dan beragam menjadi satu dalam negara Indonesia," jelasnya.

Jadi, melihat fakta tersebut, jika ada pihak-pihak yang sekarang selalu membuat, melempar stigma-stigma negatif anti Pancasila anti NKRI yang kebanyakan menyasar umat Islam, Hidayat berharap agar mereka semakin dewasa dalam ber-Pancasila dan ber-NKRI. Caranya dengan tidak membuat stigma-stigma membelah bangsa Indonesia seperti itu. Sebab, umat Islam berperan luar biasa kepada NKRI.

"Jika ada yang menyebut seolah-olah umat Islam anti kebhinnekaan, mereka harus memahami sejarah dengan baik. Sejarah mencatat bahwa umat Islam dahulu rela mengubah tujuh kata dalam piagam Jakarta demi kebhinnekaan. Kedewasaan sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar kita bisa bersama-sama mengisi kemerdekaan," tegasnya.[pm]










Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :