Aboe Bakar Tak Setuju Istilah Persekusi, Masyarakat Indonesia Sangat Toleran dan Cinta Damai
[tajuk-indonesia.com] - Anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Alhabsyi menyatakan tidak sepakat dengan istilah presekusi yang sekarang banyak dipakai. Istilah tersebut dinilainya tidak sesuai untuk menggambarkan kondisi masyarakat.
"Menurut istilah kamus, persekusi itu memburu secara sewenang-wenang untuk disiksa atau ditumpas. Saya rasa itu terlalu keji untuk menggambarkan tindakan masyarakat. Saya rasa nggak ada kejadian seperti itu di republik ini, karena masyarakat Indonesia sangat toleran dan cinta damai," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera itu dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Hulu Sungai Tengah, Jumat (16/6) lalu.
Justru ia, melihat tindakan masyarakat yang menangkap pelaku penistaan kemudiaan dibawa ke kantor polisi adalah bentuk partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban.
"Sudah dari zaman dulu masyarakat itu membantu aparat, jika ada pencuri mereka membantu aparat dengan siskamling. Jika ada pencopet mereka bantu menangkap dam membawanya ke pos polisi," paparnya menjelaskan bagaimana selama ini masyarakat berperan membantu kepolisian.
Menurut dia, tindakan warga seperti itu bentuk kontrol sosial. Misalkan jika di kampung ada kedapatan orang mesum, pastilah masyarakat akan melakukan penggerebekan. Setelah itu dibawa ke kantor polisi.
"Masak seperti itu akan kita sebut dengan presekusi, sebenarnya kan sama semangatnya, yaitu ingin menjaga ketertiban," cetusnya.
"Hanya saja satu kasusnya perbuatan mesum, sedangkan pada kasus yang lain mungkin penistaan atau penghinaan melalui media sosial," lanjut anggota MPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Selatan I tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Habib Aboe Bakar mengingatkan bahwa secara alamiah masyarakat Indonesia sudah memiliki kebiasaan menjaga norma yang hidup di masyarakat.
"Ini norma kehidupan berbangsa dan bernegara yang sudah lama ada di Indonesia. Hanya saja sekarang berkembang, kasusnya kerap muncul di media sosial. Saya melihat ini adalah pola imunitas masyarakat Indonesia, jadi jangan dilabeli sebagai presekusi," terangnya.
Jika aktivitas masyakarat dalam menjaga keamanan dan ketertiban dilabeli persekusi, Aboe kuatir masyarakat tidak peduli lagi dengan kontrol sosial. Nantinya semua persoalan yang ada di masyarakat diserahkan pada polisi, dan mereka tidak mau lagi berperan serta dalam menjaga ketertiban karena takut dilabeli persekusi.[pm]