Jokowi dan PDIP Begitu Panik dengan Isu PKI, Ada Apa?
[tajuk-indonesia.com] - Membela dan memenangkan Ahok secara mati-matian telah dilakukan. Namun sebagaimana kita ketahui upaya itu kandas dengan kekalahan Ahok di pilkada DKI Jakarta lalu. Bahkan Ahok tetap dijatuhi vonis penjara 2 tahun oleh PN Jaksel. Intervensi rezim komunis Jokowi tidak digubris majelis hakim yang masih memiliki nurani.
Kemudian kasus Bambang Tri, yang diciduk di tempat tinggalnya, ditahan Mabes Polri. Lalu disidang di pengadilan secara tertutup tanpa didampingi pengacara.
Selanjutnya kasus Habib Rizieq Syihab (HRS) dibidik oleh kepolisian atas statemennya ada logo mirip alu arit dalam lembaran kertas uang RI yang terbaru.
Jokowi begitu panik ketika para tokoh masyarakat menuntut tes DNA Jokowi, dan komnas HAM berjanji menindaklanjuti.
Jokowi juga begitu emosionil dalam pidatonya karena dirinya dikait-kaitkan dengan keturunan PKI dan meminta polisi menggebuknya.
Kapolri Tito Karnavian membantah bahwa Jokowi minta polisi menggebuk PKI. Hal ini mengingatkan kita pada statemen Jokowi yang menelpon dan meminta Panglima TNI dan Kapolri untuk tidak men-sweaping hal-hal yang berbau komunis.
Ustadz Alfian Tanjung, penggiat anti PKI dan pengurus masjid dipanggil polisi terkait atas ceramah PDIP tentang PKI.
Ulama dan ustadz diajak jalan-jalan ke negeri komunis Cina dibiayai konglomerat naga dengan alasan studi banding.
Dapat ditebak keturunan PKI yang lagi memimpin negeri ini dan elit PDIP sebagai patrol tempat berhimpun PKI sedang dilanda kepanikan. Untuk mempertahankan kekuasaannya yang sudah sangat goyah ini dengan menggunakan kepolisian untuk menghentikan pergerakan anti komunisme yang semakin hari semakin membesar. Mereka melakukannya dengan cara mengkriminalisasi ulama dan aktifis Islam yang notabene sangat mencintai NKRI dari rongrongan bahaya komunis ya ml g ingin memecah belah negeri ini.
Namun demikian polisi seperti tidak berkutik terhadap ahoker yang bikin kerusuhan dan membiarkan keturunan Po An Tui melakukan penghinaan maupun fitnah terhadap ulama.
Jangan biarkan komunisme memecah belah bangsa dan negara Indonesia. “Ganyang PKI!!!”
*Beja, Pemerhati Sosial Politik dan Hukum. [gemarakyat]
Kapolri Tito Karnavian membantah bahwa Jokowi minta polisi menggebuk PKI. Hal ini mengingatkan kita pada statemen Jokowi yang menelpon dan meminta Panglima TNI dan Kapolri untuk tidak men-sweaping hal-hal yang berbau komunis.
Ustadz Alfian Tanjung, penggiat anti PKI dan pengurus masjid dipanggil polisi terkait atas ceramah PDIP tentang PKI.
Ulama dan ustadz diajak jalan-jalan ke negeri komunis Cina dibiayai konglomerat naga dengan alasan studi banding.
Dapat ditebak keturunan PKI yang lagi memimpin negeri ini dan elit PDIP sebagai patrol tempat berhimpun PKI sedang dilanda kepanikan. Untuk mempertahankan kekuasaannya yang sudah sangat goyah ini dengan menggunakan kepolisian untuk menghentikan pergerakan anti komunisme yang semakin hari semakin membesar. Mereka melakukannya dengan cara mengkriminalisasi ulama dan aktifis Islam yang notabene sangat mencintai NKRI dari rongrongan bahaya komunis ya ml g ingin memecah belah negeri ini.
Namun demikian polisi seperti tidak berkutik terhadap ahoker yang bikin kerusuhan dan membiarkan keturunan Po An Tui melakukan penghinaan maupun fitnah terhadap ulama.
Jangan biarkan komunisme memecah belah bangsa dan negara Indonesia. “Ganyang PKI!!!”
*Beja, Pemerhati Sosial Politik dan Hukum. [gemarakyat]