Suasana Haru Pemakaman Ulang Tan Malaka
[tajuk-indonesia.com] - Setelah melewati berbagai prosesi adat penjemputan jasad Tan Malaka yang juga diikuti oleh ratusan warga kampung, dan sekitar 140 datuk atau tokoh adat dari Keselarasan Bunga Setangkai, segumpal tanah sebagai syarat diambil oleh tim relawan penjemputan. Lalu tepat pada 1 Maret 2017, prosesi pemakaman ulang secara agama dan adat jasad Tan Malaka telah dilaksanakan.
Sebelum sampai di kampung halaman, Ferizal menjelaskan bahwa petilasan Tan Malaka diarak ke 39 daerah yang pernah ia singgahi dan menjadi basis perjuangan semasa hidup.
Petilasan yang dilakukan berupa bongkahan tanah makam yang telah diletakkan dalam sebuah peti, kemudian diarak keliling kampung mulai dari Halaban Kecamatan Lareh Sago menuju tanah kelahiran Tan Malaka. Jarak yang ditempuh sekitar 50 kilometer.
"Tiba di Nagari Pandam Gadang, petilasan Tan Malaka kembali diarak menuju rumah Gadang kemudian selanjutnya disandingkan dengan makam ibunya yang hanya berjarak 50 meter dari Rumah Gadang. Sebelum dimakamkan, jasad Tan Malaka terlebih dulu disemayamkan," ujar Ferizal.
Suasana terasa sangat haru, ratusan warga setempat menggelar salat gaib serta berzikir dan memanjatkan doa bersama. Hal ini adalah bukti bahwa warga kampung memang merindukan Tan Malaka, sosok pahlawan yang selama ini terlupakan.
Menurut Ferizal, kegagalan tim relawan dalam membawa pulang jasad atau kerangka bukanlah merupakan sebuah persoalan. Intinya gerakan pemindahan makam Tan Malaka tak lain adalah agar pemerintah mampu memberikan perhatian lebih besar. "Tak mampu membawa pulang jasad atau kerangka, sebongkah pun sudah mewakili dan mencukupi syarat," ucap Ferizal
Di tanah kelahirannya, Tan Malaka dikenal bukan hanya sekadar sosok pemuda kampung, tak juga hanya sebagai tokoh pergerakan revolusioner, atau pahlawan bangsa ini. Sosoknya adalah seorang Raja Adat Kelarasan Bungo Satangkai, Suliki Luak 50.[pm]