Kutuk Keras Serangan Kimia, Erdogan: Hai Asad Sang Pembunuh, Kenapa Kamu Berlepas Tangan?
[tajuk-indonesia.com] - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengutuk keras serangan kimia yang dilancarkan rezim Suriah di Khan Syaikhun, Idlib pada Selasa (4 April 2017) lalu.
“Hai Asad sang pembunuh, kenapa kamu berlepas tangan dari jeritan (para
korban) itu?” kata Erdogan dalam sebuah siaran pers, pada Kamis (6 April
2017).
Dalam siaran pers tersebut, Erdogan juga mengatakan,
“Sungguh, di tangan mereka (rezim Asad) ini, 100 warga sipil meninggal
dunia karena senjata kimia (gas sarin), 50 orang di antaranya adalah
anak-anak. Hai Asad sang pembunuh, kenapa kamu berlepas tangan dari
jeritan (para korban) itu?”
Dalam kesempatan itu, Erdogan menekankan, bahwa Turki akan melakukan
segala hal yang dapat menyelamatkan korban luka akibat dari serangan
kimia tersebut.
Ia juga mengatakan, meskipun sudah maksimal, namun hal tersebut masih
belum cukup. Sehingga, keterbatasn tersebut membuatnya sedih.
Presiden Turki juga mengkritik sikap PBB yang diam terkait penggunaan senjata kimia di Idlib.
“Wahai kalian yang diam terhadap serangan kimia (di Idlib), bagaimana kalian menjustifikasikan sikap kalian ini?” ujarnya.
Menurut sebuah laporan, jumlah korban akibat gas Sarin di wilayah Khan
Syaikhun, Idlib, Suriah terus bertambah. Sejauh ini tercatat ada 100
orang yang meninggal dunia, termasuk 30 orang anak-anak dan 18 orang
wanita.
Seperti halnya serangan terhadap warga sipil yang dilakukan rezim Suriah
di bawah pimpinan Basyar Asad, yang tidak berperikemanusiaan, serangan
di kota Idlib juga menyasar fasilitas umum seperti rumah sakit dan
masjid.
Sebuah masjid bernama Masjid Ar-Raudhah yang berada di kota Salqin yang
berada di sebelah barat Idlib juga diserang oleh pasukan Asad.
Situs Shaam melaporkan, korban yang meninggal dunia di kota tersebut
berjumlah 30 orang, termasuk di antaranya 17 orang anak-anak 7 orang
wanita. Satuan Pertahanan Sipil Suriah yang berada di barisan para
pejuang berhasil mengangkat jasad korban yang terperangkap di bawah
reruntuhan gedung selama lebih dari 24 jam.
Menurut saksi mata, pesawat tempur rezim kembali memborbardir kota Khan
Syaikhun pada pagi hari Kamis (6 April 2017) kemarin, ketika warga
berkumpul untuk menguburkan keluarga mereka yang baru saja diserahkan
oleh pihak rumah sakit kepada mereka.
Melihat hal ini, tentu siapa pun yang mempunyai hati nurani tidak akan
pernah mendiamkan kejahatan rezim tiran Suriah tersebut. [bdn]