Hasil Survei, 80 Persen Masyarakat Ingin Emil Melanjutkan Jadi Wali Kota
[tajuk-indonesia.com] - Hasil survei Indonesia Strategic Institute (Instrat) terkait persepsi masyarakat Kota Bandung terhadap pemimpin Kota Bandung, masih mendudukan nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) berada di posisi pertama paling populer. Berikutnya, di posisi kedua di raih oleh Oded M Danial (83,2 persen). Kemudian, Atalia Praratya (72 persen) dan M Farhan (55,8 persen).
Menurut Analis Senior dari Instrat, Adi Nugroho, berdasarkan hasil survei lebih banyak masyarakat Bandung yang setuju Emil tetap di Kota Bandung melanjutkan kepemimpinannya di periode kedua. Angkanya, lebih dari 80 persen. Sementara masyarakat Kota Bandung yang setuju Emil maju ke Pilgub Jabar presentasenya 60 persen.
"Memang, masyarakat Kota Bandung sebenarnya setuju saja Emil mau maju ke Jabar atau di Kota Bandung. Tapi, harapan yang terbesar tetap di Bandung," ujar Adi kepada wartawan, Senin (17/4).
Menurut Adi, masyarakat Kota Bandung menilai Emil sukses dalam memimpin Bandung. Hasil dari survei Instrat menyebut bahwa kepuasan publik terhadap pembangunan bidang infrastruktur sebesar 62 persen dan isu kemacetan 30 persen. Adapun bentuk perubahan di infrastruktur, seperti taman, trotoar, jalan menjadi bagus, tata kota, alun-alun, flyover Antapani, dan kebersihan. "Tapi publik juga kan melontarkan kritikan terhadap Wali Kota, seperti masalah isu kemacetan, banjir, dan sampah yang mesti dibenahi," katanya.
Adi mengatakan, masyarakat punya ekspektasi besar ke Emil. Tapi, bukan berarti tidak memiliki stok calon pemimpin pasca Kang Emil.
Pengamat Politik Unpar Asep Warlan mengatakan, Ridwan Kamil efek masih mempengaruhi peta Pilkada Kota Bandung 2018. Sosok arsitek lulusan ITB tersebut, kata dia, menjadi acuan atau rujukan warga dan menjadi beban Parpol saat ini untuk mengusung calonnya.
"Ini menjadi beban partai. Karena segala sesuatunya dipublikasikan bawah Kang Emil yang unggul. Keunggulan Kang Emil ini jadi penghalang karena yang lain minder. Menurut saya ini berbahaya, tidak sehat," ujar Asep.[pm]