Pengamat Nilai Unjuk Rasa Di Rumah SBY Terkait Pilkada
[tajukindonesia.net] - Banyak pihak menyayangkan aksi unjuk rasa mahasiswa yang digelar di kediaman pribadi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Apalagi, unjuk rasa dilakukan tanpa pemberitahuan dan izin pihak kepolisian.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Umar Hasibuan memastikan bahwa unjuk rasa dengan sasaran rumah prbadi adalah salah. Karenanya, patut dicurigai kepentingan di belakang unjuk rasa tersebut. Mengingat, SBY merupakan ketua umum Partai Demokrat yang anak sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Itu jelas salah karena unjuk rasa di rumah pribadi. Patut dicurigai, masak lakukan unjuk rasa di rumah pribadi. Lagi pula SBY kan sudah warga negara biasa sekarang," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/2).
Umar menduga jika aksi tersebut kuat berkaitan dengan proses pilkada. Menurut pria yang bergelar doktor ilmu politik dari Universitas Indonesia itu, dengan turun gunungnya SBY dalam kampanye Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jelas mengundang banyak serangan.
"Ini jelas kaitan dengan pilkada. Pastilah, setelah SBY turun gunung buat kampanye AHY langsung serangan bertubi-tubi ke SBY," demikian Umar.
Sebelumnya, polisi membubarkan paksa unjuk rasa yang digelar di kediaman SBY yang terletak di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan. Kepala Polres Jaksel Kombes Iwan Kurniawan mengatakan, unjuk rasa diikuti oleh sekitar 300 mahasiswa.
SBY sendiri mengeluh atas unjuk rasa yang digelar di depan rumahnya lewat jejaring sosial sore tadi.
Semula, SBY menuliskan tentang sejumlah orang yang dikabarkan datang ke depan rumahnya sambil berteriak-terak.
"Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak," tulisnya dalam akun @SBYudhoyono.
Mantan Menko Polhukam tersebut juga nampak pasrah atas kehadiran para mahasiswa. SBY merasa dirinya diperlakukan tidak adil.
"Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kpd Allah Swt," tulis SBY lagi. [rmol]
Umar menduga jika aksi tersebut kuat berkaitan dengan proses pilkada. Menurut pria yang bergelar doktor ilmu politik dari Universitas Indonesia itu, dengan turun gunungnya SBY dalam kampanye Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jelas mengundang banyak serangan.
"Ini jelas kaitan dengan pilkada. Pastilah, setelah SBY turun gunung buat kampanye AHY langsung serangan bertubi-tubi ke SBY," demikian Umar.
Sebelumnya, polisi membubarkan paksa unjuk rasa yang digelar di kediaman SBY yang terletak di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan. Kepala Polres Jaksel Kombes Iwan Kurniawan mengatakan, unjuk rasa diikuti oleh sekitar 300 mahasiswa.
SBY sendiri mengeluh atas unjuk rasa yang digelar di depan rumahnya lewat jejaring sosial sore tadi.
Semula, SBY menuliskan tentang sejumlah orang yang dikabarkan datang ke depan rumahnya sambil berteriak-terak.
"Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak," tulisnya dalam akun @SBYudhoyono.
Mantan Menko Polhukam tersebut juga nampak pasrah atas kehadiran para mahasiswa. SBY merasa dirinya diperlakukan tidak adil.
"Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kpd Allah Swt," tulis SBY lagi. [rmol]