Demo Serentak Di 18 Kota, Rakyat Amerika Bersatu Lawan Trump!


[tajuk-indonesia.com]       -       Gelombang demonstrasi anti Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin membesar. Kemarin, bertepatan dengan President's Day, yang juga hari libur nasional, rakyat AS di 18 kota menggelar demo anti Trump.

Slogan Not My President yang ditujukan untuk Trump menyebar di 18 kota di seluruh Amerika. Di antaranya New York, Chicago, Austin, Los Angeles dan Washington DC. Seperti dilansir AFP, demo terbesar terjadi di New York dengan jumlah massa lebih dari 10 ribu demonstran.

Sebelumnya, President's Day merupakan hari yang disakralkan warga AS. Awalnya, hari itu adalah hari ulang tahun Presiden AS George Washington. Ini dirayakan setiap Senin pada minggu ketiga bulan Februari. Nah, President's Day dirayakan untuk menghormati presiden-presiden AS. Namun kali ini, warga memanfaatkan momentum itu untuk menunjukkan perlawanan mereka terhadap Trump dengan aksi bertema Not My President's Day.

Berbagai atribut menyindir Trump berseliweran di kota ini. Di jalanan New York yang merupakan kota asal Trump, para demonstran yang berasal dari berbagai usia dan berbagai latar belakang berkumpul di Columbus Circle untuk menyuarakan protes mereka. Columbus Circle terletak di depan gedung Trump International Hotel dan dekat Central Park.
Meski mengangkat isu kental politis, namun demo berlangsung meriah bahkan mirip dengan parade. Para demonstran membawa boneka Trump, berbaris dan menyanyikan yel-yel anti-Trump serta mengangkat tuntutan melalui tulisan maupun gambar. Rima Strauss, salah satu demonstran ikut berpenampilan nyeleneh demi menyuarakan keinginannya. Dia mengenakan jaket denim dengan kancing bertuliskan 'Not My President'. Salah satu kancing lainnya menunjukkan foto Presiden Rusia Vladimir Putin sedang menggendong bayi Trump yang memakai popok.

"Dia (Trump) melukai negara kita. Kita kehilangan negara kita jika tidak melakukan sesuatu. Trump tidak akan mendengarkan kita, tapi jika orang biasa berdemo di jalanan, mungkin kita akan menggerakkan revolusi terhadap Trump, saya harap," ucapnya.

Demonstran lainnya, Qamar Khan, seorang mahasiswa kedokteran asal Pakistan, menyatakan sebagai muslim yang ingin menyuarakan ketidaksetujuannya pada Trump. Seperti diketahui, Trump sempat membuat kebijakan Muslim Ban yang menutup pintu untuk imigran atas sejumlah negara mayoritas Islam. "Kami muslim. Kami ingin menyebarkan pesan perdamaian dan cinta dari Islam sesungguhnya. Saya mematuhi Presiden Trump sebagai presiden kita, tapi saya tidak harus setuju dengan kebijakannya," tegasnya.

Di Los Angeles, demonstran berkumpul di luar gedung City Hall setempat dan membawa poster anti-Trump bertuliskan '1. Resist 2. Impeach' dan 'Trump is Mentally Ill'. Untuk diketahui, demo Not My Presidents Day ini untuk memperlihatkan penentangan massa akar rumput terhadap presiden dari Partai Republik ini. Rangkaian kontroversi dalam mengelola negara adidaya itu telah menjadi sorotan di tengah penyelidikan menyangkut kaitan dia dan para pembantunya dengan Rusia.

Presiden berusia 70 tahun itu juga membuat orang terheran-heran karena kebiasaannya memposting pesan di Twitter, ketimbang berbicara kepada media massa yang disebutnya sebagai "musuh rakyat Amerika." Dengan tingkat penerimaan terendah dalam sejarah sebesar 40 persen, versi lembaga poling Gallup yang dirilis Jumat pekan lalu, Presiden ke-45 AS itu pekan ini bakal mengisi posisi-posisi krusial dalam kabinetnya dan memaksakan lagi Keppres imigrasinya yang kontroversial.

Tidak hanya itu, kemarin, Trump menunjuk Letjen H.R. McMaster sebagai penasihat keamanan nasionalnya yang kosong usai mundurnya Michael Flynn pada 13 Februari setelah berbohong kepada Wakil Presiden Mike Pence mengenai kontaknya dengan Rusia. [rmol]

















Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :