Aksi 11 Februari Jatuhkan Wibawa Jokowi


[tajukindonesia.net]        -         Rencana FUI dan GNPF MUI menggelar aksi pada 11 Februari sarat dengan kepentingan politik, yang bertujuan menjatuhkan wibawa presiden Joko Widodo.

Demikian dikatakan peneliti Indonesia Public Institute, Karyono Wibowo dalam diskusi "Aksi 112 & Kuda Troya Demokrasi" di Warung Daun Cikini Menteng Jakarta, hari ini.
Menurut Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath, empat hari lalu, massa akan melakukan aksi shalat subuh bersama di Masjid Istiqlal dan dilanjutkan dengan aksi long march menuju bundaran HI. Aksi ini berbeda dengan dua aksi sebelumnya, 411 dan 212 karena digelar pada hari Sabtu atau hari libur. Tapi, polisi belum memberikan izin untuk aksi tersebut.

Karyono mengatakan, bila diperhatikan dari aspek isu dan aktor-aktor yang menggerakkan aksi 112 serta waktu pelaksanaan aksi yang mendekati hari pencoblosan Pilgub DKI, maka jelas diduga kuat aksi tersebut ada korelasinya dengan agenda Pilgub DKI.

Tapi, menurutnya, aksi itu tidak hanya menyasar Pilgub DKI, bola panas berbau SARA ini diarahkan juga kepada Presiden Joke Widodo.

Sehingga, lanjut Karyono, muncul dugaan kuat isu-isu yang berbau SARA dibumbui dengan bangkitnya komunisme dihubungkan dengan masuknya tenaga kerja Cina kian berkembang akhir-akhir ini bukan merupakan agenda isu yang berdiri sendiri.

"Saya menduga isu ini sengaja diembuskan untuk mendowngrade elektabilitas Jokowi pada pertarungan Pilpres 2019 mendatang," terang dia.

Penggunaan isu SARA untuk tujuan politik merupakan bentuk ketidakmampuan untuk bersaing secara sehat dan elegan. Tindakan tersebut hanya layak dilakukan oleh pecundang yang bersembunyi di balik ketidakmampuan.

"Ini tidak boleh dibiarkan karena berpotensi menjadi "kuda troya" yang mengancam NKRI dan nilai-nilai luhur bangsa. Oleh karenanya seluruh elemen bangsa perlu waspada," kata dia.[rms]














 

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :