"Ahok dan Nasionalisme Cina"
[tajuk-indonesia.com]
Oleh: Muslim Arbi,
Reklamasi Teluk Jakarta itu seperti Mau Jadikan Singapura bagi Malaysia.
Bahkan Pemasaran Properti nya di Beijing dan Kota2 Utama di Cina.
Ini sebuah Upaya Kolonisasi Cina atas Melayu. Cina mau kuasai Nusantara dengan Jakarta sebagai Poros nya?
Lihat Jumlah suara Pemilih Ahok di kantong2 pemilihan nya. Ini kebangkitan Nasionalisme Tiongkok. Bukan Nasionalisme Indonesia. Dan Ahok tetap di Lindungi oleh Jokowi dengan berbagai cara. Meski pun Istana bantah hal ini. Ada agenda dan proyek besar yang sedang di persiapakan oleh sebuah kekuatan di balik Rezim ini.
Lihat saja, apa pun yang di lakukan Ahok dalam sejumlah kasus hukum dan korupsi seperti Reklamasi seperti di singgung di atas, Kasus Korupsi Sumber Waras, UPS, Tanah Cengkareng, Taman BMW seperti yang sering di suarakan Mantan Wagub Prayitno, toh tetap di Lindungi Istana.
Saat Menjadi Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan tampil bela Ahok, padahal Kasus Sumber Waras sedang diusut KPK. Presiden Jokowi juga ketemu ketua KPK, Agus Raharjo ketika melawat ke Korea. Ketua dan Komisioner KPK juga pernah menemui Luhut saat KPK sedang usut Sumber Waras.
Ketua Yayasan Sumber Waras Djan Darmadi, Mantan Bandar SDSB, sekarang jadi Wantimpres. Dan Sumber Waras pun ga waras waras dalam penetapan Tersangka nya oleh KPK.
Meski Auditor Negara sekelas BPK telah nyatakan kerugian Negara
ratusan miliar dan mengandung unsur korupsi. Toh Ahok masih aman dan
selamat.
Apalagi sekarang ini poros Jakarta-Beijing sedang mesra sekali. Bahkan tersiar berita sejumlah kader Parpol Penguasa seperti PDIP, Golkar, Nasdem pernah kirim utusan ke Partai Komunis Cina, PKC untuk di latih atau di kader?
Dan doktrin Komunis, Agama adalah Candu. Maka jangan heran dalam perpolotikan Koalisi Parpol Penguasa (PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura dan PPP) dukung Terdakwa Penista Agama.
Apalagi isu 9 Taipan dukung Jokowi-JK dalam Pilpres 2014 seperti yang di ungkap Kwik Kian Gie tidak pernah ada bantahan. Maka isu itu pasti benar adanya. Sehingga koalisi Taipan dan Partai Koalisi Pemerintah saling bahu membahu dalam mencengkram negeri ini terutama terkait kasus Penistaan Agama Ahok.
Ahok memanf di tetapkan tersangka dan di adili sebagai terdakwa tetapi tidak di penjara sebagaimana penghina Agama sebelumnya. Salah satu di antara nya karena Jaksa Agung adalah kader Partai Nasdem, koalisi Penguasa.
Melihat Ahok diberi karpet merah oleh Istana itu, meski perangai dan tindakan nya yang suka ngomong isi jamban, berprilaku kasar, meghardir orang kecil dan lemah menggusur Rakyat kecil dan meloloskan izin reklamasi untuk Pengemban Besar. Inilah kontroversi Istana yang sedang di pertontonkan meski membuat luka di hati Masyarakat.
Meski karena bela Ahok secara membabi buta oleh Istana dan dukungan di Pilgub DKI oleh Partai Koalisi Istana, dampak yang sudah terasa adalah rontok nya sejumlah Kader PDIP di sejumlah Pilkada.
Bisa di katakan itulah effek Negatif Ahok dan aura Negatifnya yang sedang diderita oleh PDIP sebagai komandan Koalisi Istana. Sebagai contoh, Kader PDIP di Banten dan Bekasi berguguran di Pilkada serentak, 15 Pebruari lalu. Ahok pun di prediksi akan kalah pada putaran ke 2 Pilgub DKI nanti.
Alhasil, Rezim Jokowi, Koalisi Partai Pendukung nya, terkait dengan kasus Ahok itu bisa di katakan ada agenda besar dan tersembunyi yang sedang berjalan. Apakah kasus Ahok ini adalah bukti Kuat nya Nasionalisme Cina di Negeri ini?
Jakarta, 22 Pebruari 2017
[rpt]
Apalagi sekarang ini poros Jakarta-Beijing sedang mesra sekali. Bahkan tersiar berita sejumlah kader Parpol Penguasa seperti PDIP, Golkar, Nasdem pernah kirim utusan ke Partai Komunis Cina, PKC untuk di latih atau di kader?
Dan doktrin Komunis, Agama adalah Candu. Maka jangan heran dalam perpolotikan Koalisi Parpol Penguasa (PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura dan PPP) dukung Terdakwa Penista Agama.
Apalagi isu 9 Taipan dukung Jokowi-JK dalam Pilpres 2014 seperti yang di ungkap Kwik Kian Gie tidak pernah ada bantahan. Maka isu itu pasti benar adanya. Sehingga koalisi Taipan dan Partai Koalisi Pemerintah saling bahu membahu dalam mencengkram negeri ini terutama terkait kasus Penistaan Agama Ahok.
Ahok memanf di tetapkan tersangka dan di adili sebagai terdakwa tetapi tidak di penjara sebagaimana penghina Agama sebelumnya. Salah satu di antara nya karena Jaksa Agung adalah kader Partai Nasdem, koalisi Penguasa.
Melihat Ahok diberi karpet merah oleh Istana itu, meski perangai dan tindakan nya yang suka ngomong isi jamban, berprilaku kasar, meghardir orang kecil dan lemah menggusur Rakyat kecil dan meloloskan izin reklamasi untuk Pengemban Besar. Inilah kontroversi Istana yang sedang di pertontonkan meski membuat luka di hati Masyarakat.
Meski karena bela Ahok secara membabi buta oleh Istana dan dukungan di Pilgub DKI oleh Partai Koalisi Istana, dampak yang sudah terasa adalah rontok nya sejumlah Kader PDIP di sejumlah Pilkada.
Bisa di katakan itulah effek Negatif Ahok dan aura Negatifnya yang sedang diderita oleh PDIP sebagai komandan Koalisi Istana. Sebagai contoh, Kader PDIP di Banten dan Bekasi berguguran di Pilkada serentak, 15 Pebruari lalu. Ahok pun di prediksi akan kalah pada putaran ke 2 Pilgub DKI nanti.
Alhasil, Rezim Jokowi, Koalisi Partai Pendukung nya, terkait dengan kasus Ahok itu bisa di katakan ada agenda besar dan tersembunyi yang sedang berjalan. Apakah kasus Ahok ini adalah bukti Kuat nya Nasionalisme Cina di Negeri ini?
Jakarta, 22 Pebruari 2017
[rpt]