TNI dan POLRI Diduetkan Mentan urusi Ketahanan Pangan Indonesia?
[tajukindonesia.net] Menteri Pertanian Amran
Sulaiman bersama Wakapolri Komjen Syafruddin dan Wakil Gubernur Sulawesi
Selatan Agus Arifin Nu’mang meninjau tanaman jagung hibrida di Desa Punaga,
Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Senin (9/1).
Selain itu, turut hadir
Kapolda Sulsel Brigjen Muktiono dan Pangdam VII/Wirabuana Mayjen Agus Surya
Bakti.
Kehadiran Amran dan Syafruddin disambut hangat
oleh masyarakat Takalar. Setelah sebelumnya, Amran Sulaiman meresmikan
bendungan di Kabupaten Maros.
Wakapolri Komjen Syafruddin dengan tegas
mengatakan bahwa salah satu tugas Polri adalah memberantas kartel pangan.
Sebab, hal itu merupakan salah satu penyebab meningkatnya impor, khususnya
pangan ke Indonesia.
"Tugas Polri adalah menindak kartel. Karena
salah satu indikator yang selama ini menghambat ataupun yang menahan swasembada
itu adalah kartel. Untuk itu, tugas Polri adalah menghabisi kartel,"
katanya.
"Saya sampaikan tadi, salah satu yang
menyebabkan atau indikatornya itu (impor pangan) adalah kartel, maka tahun ini
ada sekitar 40 kasus kartel yang sedang ditangani Bareskrim Polri," beber
orang nomor dua di Polri tersebut.
Syafruddin menjelaskan bahwa sekarang ini
kebutuhan pangan sangat diperlukan untuk stabil hingga waktu ke waktu mendatang
sehingga negara ini bisa stabil.
"Jadi satu-satunya yang bisa menstabilkan
negara ini dan bisa berdiri tegak adalah terpenuhinya kebutuhan pangan. Oleh
karena itu, aparat keamanan yaitu TNI dan Polri fokus ke situ," ujarnya.
Untuk mendukung program pemerintah mencapai
swasembada pangan, pihanya kini sedang melakukan kerjasama dengan para petani dan
Kementerian Pertanian untuk mengawal peningkatan produksi jagung.
"Di mana TNI sudah terjun ke persawahan di
padi dan beras, kemudian Polri menyusul bersama-sama bergandengan tangan dengan
para petani untuk mendukung itu semua. Masalah keamanan dijamin. Ini Kapolda,
saya perintahkan untuk memperhatikan ini," ujarnya.
"Jadi itu kata kuncinya kita bekerja dengan
aman, sehingga kita sejahtera," sambut Amran usai Wakapolri menyampaikan
sambutannya.
Senada dengan Syafruddin, Mentan Amran juga
mengakui tanpa dukungan dari kepolisian rasanya sulit untuk swasembada.
Buktinya dalam kasus pupuk, Polri telah memproses 40 kasus hingga masuk
penjara.
"Kami masih ingat di awal saya jadi Menteri,
ada 40 kasus pupuk dikirim ke penjara. Sekarang pupuk tidak langka lagi, sudah
terpenuhi. Dulu 300 kabupaten kami kunjungi, semua berteriak pupuk
langka," katanya.
Oleh karena itu, Amran menargetkan paling lambat
tahun 2018 sudah swasembada jagung juga.
"Sekian puluh tahun kita impor dari
Argentina, Belgia dengan Amerika. Tahun ini impor kita turun 66 persen. Itu
capaian tertinggi sepanjang sejarah republik ini," ujarnya.
Usai meninjau seluas 1.500 hektar lahan, Amran
bersama Syafruddin dan didampingi Wagub Sulsel Agus Arifin bergerak meninjau
lokasi perkebunan tebu pabrik gula Takalar di Kecamatan Polongbangkeng Utara.
Lokasi perkebunan tebu ini dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara. Amran bersama
rombongan melihat secara langsung kondisi lahan, embung, dan kebun tebu yang
siap panen. [rm]