Sssttt... Ternyata Media Asing Soroti Panglima TNI Gatot Nurmantyo
[tajukindonesia.net] - Panglima TNI menjadi sorotan sejumlah media asing dalam beberapa hari ini menyusul kabar penghentian kerja sama militer Indonesia-Australia. Media asing tersebut antara lain menyoroti langkah Panglima yang dinilai telah keluar dari batas, kedekatan dengan kelompok Islam serta pandangan anti-Cina.
Berikut tiga tulisan media luar yang menyoroti Panglima Gatot.
Panglima TNI Dituding Ancam Pengungsi Asal Cina
Media Australia, ABC, pada Jumat lalu, menulis berita tentang pernyataan kontroversial Panglima TNI Gatot Nurmantyo.Berita tersebut muncul di tengah ketegangan hubungan kedua negara. Dalam judulnya, ABC menulis "Indonesia's millatry Chief Threatens Chinese refugees, will 'watch them be eaten by sharks".
Gatot, seperti dikutip ABC, khawatir dengan terbatasnya stok pangan di Cina yang dapat menyebabkan masuknya gelombang warga Tiongkok di Semenanjung Malaysia dan mengambil alih Asia Tenggara.
Gatot disebut menyampaikan pernyataan itu di hadapan mahasiswa beberapa waktu lalu. Jenderal Gatot juga disebut telah berbicara dengan Mentei Pertahanan Malasyia yang mengeluhkan soal itu.
"Saya mengatakan, saya tak takut," ujar Gatot seperti dikutip ABC. "Jika mereka datang ke tempat saya, mereka akan datang lewat laut. Saat mereka melintasi lautan saya akan memotong 10 sapi di tengah lautan. Hiu akan datang."
"Setelah itu saya akan menembaki mereka hanya dengan menggunakan senapan dan kapal itu akan bocor, dan mereka semua akan dimakan hiu."
Jenderal Gatot Disebut Ultranasionalis dan Masuk Catatan Jokowi
Penulis buku The Loner: President Yudhoyono's Decade of Trial and Indecision, John McBeth, menyebut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berpaham ultra nasionalis. Gatot juga dianggap memiliki ambisi untuk ikut dalam pilpres 2019.Hal itu disampaikan John McBeth di salah satu bagian isi tulisan opininya yang dimuat South China Morning Post, Ahad (8/1). Dalam tulisan itu, dia mengungkap judul, "How the Australian SAS Raised the Ghosts of Indonesia's Brutal Past."
Di awal kalimatnya, ia menggambarkan mengenai perselisihan Jakarta-Canberra terkait dengan pelecehan di satu konten materi pelatihan yang dianggap sensitif.
Perselisihan itu, kata dia, juga menunjukkan sebagaimana dikutip sumber pemerintahan, bahwa Presiden Jokowi tak tahu jika Jenderal Gatot menghentikan semua kerja sama militer dengan Australia.
Menurut dia, setelah berita penghentian tersebut beredar, Menko Polhukam Wiranto justru mengeluarkan pernyataan terburu-buru dengan menyebut hanya kerja pogram kelas bahasa yang dihentikan. Presiden Joko Widodo mencoba menenangkan ketegangan dengan mengatakan, hubungan kedua pihak masih dalam posisi baik.
Menurut McBeth insiden ketegangan ini bermula dari laporan instruktur Kopasus. "Komplain itu bermula dari instruktur Kopassus dan kemudian sampai ke Nurmantyo, seorang ultranasionalis dengan ambisi untuk ikut Pilplres 2019," tulisnya.
McBeth berpendapat, Panglima TNI sudah masuk dalam buku catatan buruk Presiden. Panglima juga dituduh terkait dengan kelompok Muslim yang ikut dalam demonstrasi anti-Ahok beberapa waktu lalu. Demonstrasi ini cukup memberi tekanan kepada Jokowi.
Hal itu disampaikan dua sumber yang ikut dalam pertemuan itu seperti dikutip Reuters dalam tulisannya berjudul Indonesia's president moves to rein in 'out of control' military chief pada Senin (9/1). Seorang pejabat senior mengatakan, Jokowi yang berasal dari luar militer langsung bergerak cepat untuk menunjukkan otoritas tertingginya sebagai panglima tertinggi. "Dengan Gatot, rasanya seperti ia sedikit di luar kontrol," ujarnya.
Sejumlah analis dan pembantu dekat Jokowi juga mengkhawatirkan gerakan Gatot Nurmantyo yang dianggap sedang meletakkan basis guna memperluas peran militer dalam urusan sipil. Gatot juga dinilai memiliki ambisi politik.
Salah seorang pejabat mengatakan kepada Reuters, Jokowi dan sejumlah anggota pemerintahan lain tak menyangka-nyangka ketika media lokal menyebut Gatot memutuskan menangguhkan hubungan militer dengan Australia. [rpk]
Di awal kalimatnya, ia menggambarkan mengenai perselisihan Jakarta-Canberra terkait dengan pelecehan di satu konten materi pelatihan yang dianggap sensitif.
Perselisihan itu, kata dia, juga menunjukkan sebagaimana dikutip sumber pemerintahan, bahwa Presiden Jokowi tak tahu jika Jenderal Gatot menghentikan semua kerja sama militer dengan Australia.
Menurut dia, setelah berita penghentian tersebut beredar, Menko Polhukam Wiranto justru mengeluarkan pernyataan terburu-buru dengan menyebut hanya kerja pogram kelas bahasa yang dihentikan. Presiden Joko Widodo mencoba menenangkan ketegangan dengan mengatakan, hubungan kedua pihak masih dalam posisi baik.
Menurut McBeth insiden ketegangan ini bermula dari laporan instruktur Kopasus. "Komplain itu bermula dari instruktur Kopassus dan kemudian sampai ke Nurmantyo, seorang ultranasionalis dengan ambisi untuk ikut Pilplres 2019," tulisnya.
McBeth berpendapat, Panglima TNI sudah masuk dalam buku catatan buruk Presiden. Panglima juga dituduh terkait dengan kelompok Muslim yang ikut dalam demonstrasi anti-Ahok beberapa waktu lalu. Demonstrasi ini cukup memberi tekanan kepada Jokowi.
Panglima TNI Disebut Ditegur Jokowi
Presiden Joko Widodo menegur Panglima Militer dalam satu pertemuan pekan lalu. Sikap itu diambil menyusul langkah Panglima Jenderal Gatot Nurmantyo yang secara sepihak menghentikan hubungan kerja sama keamanan dengan Australia.Hal itu disampaikan dua sumber yang ikut dalam pertemuan itu seperti dikutip Reuters dalam tulisannya berjudul Indonesia's president moves to rein in 'out of control' military chief pada Senin (9/1). Seorang pejabat senior mengatakan, Jokowi yang berasal dari luar militer langsung bergerak cepat untuk menunjukkan otoritas tertingginya sebagai panglima tertinggi. "Dengan Gatot, rasanya seperti ia sedikit di luar kontrol," ujarnya.
Sejumlah analis dan pembantu dekat Jokowi juga mengkhawatirkan gerakan Gatot Nurmantyo yang dianggap sedang meletakkan basis guna memperluas peran militer dalam urusan sipil. Gatot juga dinilai memiliki ambisi politik.
Salah seorang pejabat mengatakan kepada Reuters, Jokowi dan sejumlah anggota pemerintahan lain tak menyangka-nyangka ketika media lokal menyebut Gatot memutuskan menangguhkan hubungan militer dengan Australia. [rpk]