O, Ternyata Ini Penyebab Pelecehan Terhadap Lembaga Survei di Indonesia


[tajukindonesia.net] Hasil survei yang kerap dipandang sebelah mata oleh publik merupakan hasil dari ulah lembaga survei itu sendiri. Hal itu disampaikan CEO Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah.

Selain itu, terang Eep, ketidakpercayaan masyarakat terhadap hasil survei juga disebabkan oleh lembaga survei itu sendiri yang tidak menunjukkan integritasnya. Pertanggungjawaban mereka terhadap hasil survei yang dipublikasikan kurang maksimal.
"Survey itu sebenernya dilecehkan, didegradasi nilainya oleh mereka yang menyelenggarakan survei itu sendiri. Bukan oleh orang lain. Itu terjadi di Indonesia," ungkap Eep, Sabtu (21/1), di Jakarta Pusat.
Bahkan berdasarkan catatan Eep, hampir setiap tahun terdapat pelecehan yang dialami lembaga survei. Seperti halnya yang terjadi di Jawa Barat pada 2013 lalu. Mayoritas survei yang dilakukan mengalami perbedaan signifikan dengan hasil pemungutan suara yang dihitung KPU Jabar. Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar menang telak satu putaran.
"Tahun 2012 di Jakarta mayoritas lembaga survei keliru. 2013 di Jawa Barat waktu itu, ada delapan lembaga survei mayoritas keliru. 2014 di Pilpres agak mending kemarin. Karena head to head, orang gak berani macem-macem, gampang diprediksi," jelas Eep.
Karena itu, diharapkan Eep, lembaga survei tidak akan lagi melakukan kesalahan yang sama pada pilkada serentak yang akan diselenggarakan 15 Februari 2017 mendatang.
"Saya berharap 2017 ini tidak terjadi hal yang sama. Karena sebelumnya catatan saya, hampir tidak ada tahun yang tidak ada pelecehan oleh lembaga survei," tandas Eep. [jnws]





Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :