Terkait Suara Dalam Resolusi PBB yang Diberikan oleh AS, Israel akan Berusaha Keras Membatalkan Resolusi PBB
[tajukindonesia.net] - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memanggil duta besar Amerika Serikat (AS) Den Shapiro, Ahad (25/12). Hal ini diyakini terkait suara dalam resolusi PBB yang diberikan oleh Negeri Paman Sam.
Selain AS, Netanyahu juga memanggil duta besar 10 negara yang mendukung resolusi tersebut. Israel menurutnya akan berupaya keras membuat resolusi dibatalkan.
Resolusi yang diputuskan PBB pada Jumat (23/12) lalu adalah teguran karena permukiman yang dibuat di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Selama ini, hal itu dianggap ilegal, terlebih dua wilayah tersebut menjadi tanah sengketa dengan Palestina.
AS yang selama ini menjadi sekutu terdekat Israel memilih abstain dalam resolusi untuk mengecam keras aktivitas permukiman Israel. Hal itu membuat resolusi secara resmi disahkan. "Dari informasi yang kami miliki, kami tidak ragu bahwa AS dari pemerintahan Presiden Barack Obama memulai hal itu terjadi," ujar Netanyahu, dilansir BBC, Senin (26/12).
Ia menilai AS telah merencanakan langkah untuk memudahkan Dewan Keamanan PBB mengecam keras Israel. Padahal, AS dapat menggunakan hak veto untuk membatalkan resolusi tersebut.
Resolusi yang mengutuk kebijakan permukiman Israel pertama kali dibuat pada 1979. Sesuai dengan ketentuan, permukiman itu dianggap tidak memenuhi validitas hukum dan merupakan pelanggaran di bawah hukum internasional. [rpk]
Ia menilai AS telah merencanakan langkah untuk memudahkan Dewan Keamanan PBB mengecam keras Israel. Padahal, AS dapat menggunakan hak veto untuk membatalkan resolusi tersebut.
Resolusi yang mengutuk kebijakan permukiman Israel pertama kali dibuat pada 1979. Sesuai dengan ketentuan, permukiman itu dianggap tidak memenuhi validitas hukum dan merupakan pelanggaran di bawah hukum internasional. [rpk]