Erick Thohir kasih Modal 2 T, Right Issue untuk Bumiputera Ditunda
[tajukindonesia.net] Pengusaha nasional, Erick Thohir, menyuntikan dana Rp 2 triliun ke PT Asuransi Jiwa Bumiputera (PT AJB). Suntikan ini membuat PT AJB bisa terhindar dari masalah keuangan.
Awalnya rencana untuk menyelamatkan PT AJB dari masalah keuangan adalah dengan menerbitkan saham baru (right issue) PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) sebesar Rp 10,32 triliun. Evergreen adalah induk usaha Pacific Multi Investama, pemilik 100% saham PT Bumiputera 1912. PT Bumiputera 1912 dibentuk untuk menopang Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera (AJBB) 1912 yang terbelit masalah keuangan.
PT Bumiputera 1912, yang berperan sebagai holding company, memiliki dua anak usaha yaitu Bumiputera Investama Indonesia dan Bumiputera Properti Investama. Bumiputera Investama memiliki dua perusahaan asuransi yaitu PT AJB dan PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera (AJSB).
Selanjutnya, dengan suntikan modal sebesar Rp 2 triliun itu, maka rencana right issue ditunda.
"Right issue kita tinggalkan dulu, jadi right issue nanti setelah kita lihat penguatan AJB ini," kata Koordinator Pengelola Statuter AJB Bumiputera, Didi Achdijat, di Wisma Bumiputera, Rabu (28/12/2016).
Achdijat menjelaskan, melalui skema baru ini, penjualan produk asuransi selanjutnya akan dilakukan PT AJB dan PT AJSB. Sedangkan AJBB 1912 hanya akan meneruskan pelayanan kepada pemegang polis yang sedang berjalan hingga klaimnya jatuh tempo.
"AJB juga akan bertindak sebagai administrator klaim dan premi dari AJB Bumiputera dengan model kerja sama profit sharing sebesar 40% dalam jangka waktu minimal 12 tahun," terang Achdijat.
Sebelummya, rencana penerbitan saham baru atau rights issue PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) sebesar Rp 10,32 triliun tersebut masih menunggu persetujuan OJK. Keputusan tersebut belum final karena dapat dilakukan dengan suntikan modal kepada anak usaha atau pun cucunya.
"Jadi ini memang belum final terus terang aja belum final," kata Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani beberapa waktu lalu. [dnws]