Aksi 212 di Klaim Jadi Peristiwa Politik Fenomenal 2016


[tajukindonesia.net]       -       Saat berlangsung Aksi Bela Islam (ABI) 411 atau 4 November 2016, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto berani bertaruh tak ada parpol yang bisa mengumpulkan masa sebanyak peserta aksi demontrasi saat itu.

Yandri yang berada ditengah peserta aksi demontrasi juga mengatakan takjub dengan perilaku tertib dan santun ratusan ribu masa yang memenuhi jalanan dan kawasan sekitar Monas itu. "Rasanya tak ada partai politik yang bisa mengumpulkan masa sebanyak ini," ujar Yandri.

Bahkan Yandri mengaku miris dengan arus masa yang terus berdatangan saat menjelang pukul 18.00 WIB, saat sesuai ketentuan aksi demontrasi harus berakhir. Dia mengatakan polisi akan kesulitan menghadapi besarnya jumlah masa yang tetap tertib serta khusuk saat sholat di jalan.

Meski diwarnai insiden kekerasan, harus diakui ABI 411 tetaplah tergolong relatif tertib dan damai. Tembakan gas air mata usai pelaksanaan sholat Isya, tak berbuntut panjang. Sebab, peserta aksi koorperatif dengan polisi yang menegakan aturan.
Melihat dari dekat ABI 411, memang menarik. Rasanya belum pernah terjadi manajemen aksi masa serapi ini. Juga pesertanya, yang berbeda dengan aksi-aksi demontrasi lainnya yang pernah terjadi sebelumnya di tanah air. Mereka bukan demonstran, namun orang rumahan yang turun ke jalan dengan senang hati.

"Saya akan ikut kalau ada demo (ABI-red) lagi. Kayaknya asyik yah," ujar Nuri, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Bojonggede, Bogor. Nuri mengatakan itu setelah mendengar cerita suaminya yang ikut turun ke jalan dalam ABI 411.

Nuri bukan sendirian. Ada ribuan lainnya. Ini terbukti saat ABI 212. Jutaan masa umat Islam rela dan senang hati mengikuti aksi turun kejalan sekaligus merasakan sholat Jumat di jalan atau tanah lapang. Bahkan mereka datang dari berbagai daerah dan pelosok di tanah air.

Sulit untuk tidak mengatakan aparat keamanan meleset mengantisipasi. Setidaknya, larangan menggunakan jalan MH Thamrin sebagai lokasi sholat Jumat tak mungkin bisa ditegakkan. Bukti mereka salah memprediksi atau under estimate jumlah masa yang mengikuti ABI 212.

Soal ketertiban, ABI 212 sulit untuk meragukan. Karena tak masuk akal mengikuti sholat Jumat gaduh dan beringas. Meski diguyur hujan, nyaris tak ada jamaah atau peserta ABI 212 yang beringsut dari tempat duduk atau shaf-nya. Padahal, sajadah ataupun alas serta baju mereka basah kuyup.

Fenomena ABI-khususnya ABI 212-memiliki pengaruh nyata dan luas dalam kehidupan umat Islam khususnya, maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. Hanya beberapa hari berselang setelah ABI 212, gerakan shubuh berjamaah terjadi dimana-mana.

"Efek ABI 212, sekarang setiap shubuh mesjid penuh dengan jamaah," ujar Sugianto, warga Grand Wisata, Bekasi. Tak hanya itu, pesta kembang api yang biasanya berlangsung secara atraktif sejak petang hingga tengah malam, kini tak lagi dilakukan.

Tak berlebihan jika ABI 212 adalah Peristiwa Politik Fenomenal 2016. Diakui atau tidak, implikasinya terhadap langit politik di tanah air tak bisa dihindari. Bahkan, jika diterawang, besar kemungkinan fenomena ini masih akan mewarnai berbagai kehidupan politik di tanah air dalam beberapa tahun ke depan.Walahhualam. [ts]











Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :