Takut Akan Adanya Gelombang Unjuk Rasa, Aung San Suu Kyi Batalkan Kunjungan ke Indonesia
[tajukindonesia.net] - Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, membatalkan perjalanan ke Indonesia, Senin (28/11). Pembatalan itu diputuskan karena adanya gelombang unjuk rasa di Indonesia terhadap Pemerintah Myanmar atas insiden kekerasan yang menimpa Muslim Rohingya.
Kekerasan tersebut telah menyebabkan ratusan Muslim tewas dan membuat Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim, marah. Selain itu, kekerasan juga menunjukkan brutalnya tentara Myanmar di bawah otoritas Suu Kyi.
Dilansir dari Wall Street Journal, Juru Bicara Kementerian Myanmar, Kyaw Zaya, mengatakan unjuk rasa yang terjadi di Jakarta sejak Jumat lalu mempengaruhi keputusan Suu Kyi untuk menunda kunjungan. Menurutnya, kunjungan ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan.
Di Jakarta, Kepolisian Indonesia telah menahan sejumlah terduga teroris ISIS yang berencana akan meledakkan bom di beberapa tempat. Salah satu target bom adalah Kedutaan Besar Myanmar di Indonesia.
Ratusan pengungsi Rohingya melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine sejak kekerasan terjadi pada Oktober lalu. Kekerasan bermula dari adanya serangan terhadap pos-pos keamanan, yang menewaskan sembilan polisi Myanmar.
Citra satelit dari Human Right Watch menunjukkan, desa-desa di wilayah sekitar Maungdaw dibakar. Lembaga bantuan dan wartawan dilarang memasuki area tempat 150 ribu Rohingya disiksa tanpa makanan dan obat-obatan.
Amerika Serikat (AS) turut memberikan peringatan terhadap Myanmar. Pemerintah AS meminta adanya investigasi dan akses bagi media.
Juru Bicara Kepresidenan Myanmar, Zaw Htay, menyanggah tuduhan bahwa Militer Myanmar telah membakar rumah-rumah milik etnis Rohingya. Ia juga menolak tuduhan pemerkosaan terhadap perempuan Rohingya.
Suu Kyi sendiri hanya mengatakan tidak ada yang bisa disalahkan sampai fakta-fakta sebenarnya terungkap. Sejumlah pengamat internasional menganggap sikap diam Suu Kyi menjadi pembiaran bagi Militer Myanmar untuk melakukan pembunuhan dan pembakaran rumah Rohingya. (rp)