Panas! Rachmawati Soekarnoputri Pastikan Diri Ikut Aksi Bela Islam III


[tajukindonesia.com]      -      Putri Proklamator RI, Rachmawati Soekarnoputri menegaskan bahwa konsolidasi tokoh-tokoh nasionalis di Auditorium Dr Ir Soekarno, Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2016), merupakan awal perjuangan besar dan serius.

Selain untuk mengawal masalah kasus dugaan penistaan agama tersangka Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), forum tersebut juga akan konsen membahas isu strategis nasional khususnya dalam upaya mengembalikan UUD 45 yang asli.
"Seperti yang pernah Bung Karno bilang, suatu waktu dimana rakyat akan melawan bangsanya sendiri. Situasi saat ini tidak lebih baik dari zaman kolonial penjajahan Belanda. Asing dan aseng kekuatan Barat (Amerika) dan RRC (Republik Rakyat China) yang sudah sedemikian mencekam aset pribumi. Kekuatan mereka berlangsung struktur dan masif, khususnya di Ibukota Jakarta," kata Rachmawati di sela-sela konsolidasi.

"Forum ini akan terus melakukan konsolidasi untuk melakukan suatu aksi dan menyatakan sikap. Saya bersama Habib Rizieq (Imam besar FPI) sudah sepakat untuk menyikapi aksi Bela Islam III pada tangggal 2 Desember nanti," kata Rachmawati.

Rencana Aksi Bela Islam III yang merupakan aksi lanjutan yang digagas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) sesuai dengan kesepakatan akan digelar pada tanggal 2 Desember 2016 mendatang.

GNPF MUI bersama sejumlah tokoh nasional, kata Rachma, akan tetap fokus pada penangkapan tersangka penista Agama Ahok.

"Yurisprudensinya jelas, semua kasus penistaan Agama sang tersangka langsung ditangkap, baik mereka yang beragama Islam maupun non muslim semua ditahan. Sementara Ahok yang sudah jelas-jelas melakukan penghinaan da hasutan diperlakukan spesial, masih melenggang bebas meskipun sudah menyandang status tersangka. Ini ada kekuatan apa? Kita (umat Islam) akan menuntut keadilan," tegas Rachmawati.

Selain itu, Rachmawati yang meminta penguasa Jokowi dan Kapolri tidak bermanuver dengan mencoba memutar balikkan fakta.

"Gerakan ini bukan makar, jangan dikaitkan kami dengan merobek NKRI. Justru manuver Jokowi yang mengundang ketegangan publik. Menuduh ada aktor politik tanpa dasar yang jelas. 411 dan 212 ini murni tentang pelecehan yang dilakukan Ahok dan meminta penegak hukum bersikap objektif dan adil," tandasnya. [ts]











Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :