Inilah Cara China Menjajah Asia Tenggara !


[tajukindonesia.com]      
Oleh: SYAHRUL EFENDI DASOPANG

Masa depan Singapura saat ini berada dalam bahaya. PDB Singapura menurun 4,1%.

Hal ini berkaitan dengan kebijakan China yang membangun jalur perdagangan sutra di Asia Tenggara secara besar-besaran.

China lebih memfokuskan pembangunan besar-besaran di Johor, Malaysia, untuk menjadi simpul utama jalur sutra. Hal itu dapat dipahami dalam rangka menanamkan pengaruh China di negeri Melayu, mengingat Singapura dapat dikatakan sudah lama menjadi negara satelit Barat.

Saat yang sama, Thailand dan China tengah merencanakan pembangunan terusan Kra yang nantinya memotong lalu lintas kapal yang bergerak dari Laut China Selatan menuju India dan Timur Tengah. Jika terusan itu dibuka, praktis peranan selat Malaka akan mulai merosot dan pelabuhan Singapura akan kehilangan pamor dan signifikansinya.

Membaca gaya China mengambilalih suatu tanah jajahan, sedikit berbeda dengan cara Barat yang agak kasar. China tampaknya akan melemahkan Singapura secara sistematis dalam rangka mengusir Barat dari negeri pulau tersebut. Setelah terusir secara perlahan, dipastikan China akan mengambil alih Singapura.

Hal itu tidak sulit bagi China. Sebab secara ikatan kebangsaan dan kebudayaan, penduduk Singapura yang mayoritas China akan dengan mudah diokupasi oleh China daratan.

Bila Singapura sudah menjadi Hongkongnya China di masa mendatang, maka satu per satu negara-negara Asia Tenggara akan jatuh ke tangan China.

Sebelum hal itu terjadi, ada baiknya meninjau ulang hubungan ekonomi dan politik antara negara-negara Asia Tenggara dengan China saat ini, khususnya bagi Indonesia.

Buat apa pembangunan infrastruktur dipacu dalam kerangka kepentingan geopolitik China jika di masa mendatang ternyata hal itu merupakan sarana yang mulus untuk China untuk mengokupasi dan menganeksasi Asia Tenggara secara keseluruhan

Sebagaimana diketahui, saat ini Kamboja, Filipina, Malaysia, Laos, Thailand, Indonesia dan Timor Leste dapat dikatakan sudah berada dalam pengaruh geopolitik China. Hanya Vietnam yang secara tegas berseberangan dengan China. Sedangkan Myanmar berupaya mengubah haluan ke Barat secara perlahan, namun kuku-kuku ekonomi China sebenarnya sudah sangat dalam mencengkram negara tersebut.

Adapun Indonesia di bawah rezim Jokowi juga mengubah posisinya ke orbit China. Tentu saja hal ini sangat berbahaya bagi masa depan Indonesia. China akan dengan mudah mengubah Indonesia menjadi negara dominion secara ekonomi mengingat sarana untuk hal tersebut tersedia dengan mudah.

Memperalat WNI Keturunan yang banyak menguasai faktor-faktor produksi seperti tanah dan industri di Indonesia tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan oleh China dalam rangka mengokupasi Asia Tenggara sebagai negeri cadangan bagi Mainland Chini.

*Penulis Adalah Direktur The Indonesian Reform Institute [rmol]













Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :