Beginilah Situasi Pilkada Jakarta Setelah Ahok Tersangka
[tajukindonesia.com] - Suara muslim terbagi adil ke Anies-Sandi dan AHY-Silvy. Ini menurut Deny JA. (LSI) atas survey yang dilakukan setelah Ahok ditetapkan menjadi tersangka. Anies-Sansi dan AHY-Silvy memimpin masing-masing kisaran 30 persen, sementara Ahok-Djarot tinggal 10 persen.
Sebenarnya hal ini pernah kita bahas dulu. Beberapa kali saya bilang bahwa Islam di Jakarta ini tipis batasnya antara 'garis keras' dengan 'sekuler' dan bisa bersatu secara alamiah dengan wadah tertentu. Misalnya, saat PPP mencundangi Golkar dan sekarang mendekati mencundangi PDI-P dan Jokowi.
Jakarta saat ini ada 41 persen muslim non sekuler, sebanyak 10 persen dari mereka adalah garis keras. Sisanya adalah Islam sekuler. Jika Ahok dianggap sudah menjadi masa lalu akibat tersangka kasus penistaan agama, maka Pilkada DKI Jakarta nanti pada akhirnya masih akan ditentukan kemana arah suara Islam sekuler dan Islam non sekuler serta apakah 85 persen non muslim yang sebelumnya pendukung Ahok akan goyah.
Karena salah satu harapan terbesar minoritas adalah bagaimana negara atau pemimpin yang berkuasa memberikan perlindungan. Oleh sebab itu, pemimpin yang memiliki kans untuk menang adalah yang bisa menggoyahkan konsentrasi 85 persen dari 15 persen non muslim.
Dua kali Pilkada DKI Jakarta menunjukkan non muslim menentukan pilihan atau solid di atas 80 persen ke Foke pada 2007 dan mendukung Jokowi pada 2012. Dari sini kita bisa membayangkan apakah ada potensi dua putaran AHY-Silvy vs Anies-Sandi. Ataukah ada kemungkinan terjadi satu putaran. Bisa ditebak siapa yang paling mungkin menang. [ts]
Jakarta saat ini ada 41 persen muslim non sekuler, sebanyak 10 persen dari mereka adalah garis keras. Sisanya adalah Islam sekuler. Jika Ahok dianggap sudah menjadi masa lalu akibat tersangka kasus penistaan agama, maka Pilkada DKI Jakarta nanti pada akhirnya masih akan ditentukan kemana arah suara Islam sekuler dan Islam non sekuler serta apakah 85 persen non muslim yang sebelumnya pendukung Ahok akan goyah.
Karena salah satu harapan terbesar minoritas adalah bagaimana negara atau pemimpin yang berkuasa memberikan perlindungan. Oleh sebab itu, pemimpin yang memiliki kans untuk menang adalah yang bisa menggoyahkan konsentrasi 85 persen dari 15 persen non muslim.
Dua kali Pilkada DKI Jakarta menunjukkan non muslim menentukan pilihan atau solid di atas 80 persen ke Foke pada 2007 dan mendukung Jokowi pada 2012. Dari sini kita bisa membayangkan apakah ada potensi dua putaran AHY-Silvy vs Anies-Sandi. Ataukah ada kemungkinan terjadi satu putaran. Bisa ditebak siapa yang paling mungkin menang. [ts]